Engkau Adalah Ratu di Istanamu

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://2.bp.blogspot.com/-xpySpFZLVuY/XFFh64TwqmI/AAAAAAAACl4/i_b3-xPiRWAzrZ9ipkoHuBtfZCjapZj7QCLcBGAs/s1600/t87.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Engkau Adalah Ratu di Istanamu" border="0" data-original-height="424" data-original-width="800" height="211" src="https://2.bp.blogspot.com/-xpySpFZLVuY/XFFh64TwqmI/AAAAAAAACl4/i_b3-xPiRWAzrZ9ipkoHuBtfZCjapZj7QCLcBGAs/s400/t87.jpg" title="Engkau Adalah Ratu di Istanamu" width="400" /></a></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> Allah Ta'ala berfirman:<br /> <br /> وقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى وَأَقِمْنَ الصَّلاَةَ وَءَاتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا<br /> <br /> <em>“dan hendaklah engkau tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah seperti orang orang jahiliyah terdahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.</em> (QS. Al-Ahzab : 33)”<br /> <br /> Seorang wanita wajib berdiam diri di rumahnya. Ini adalah pendapat jumhur ulama ahli tafsir. Kata “qarna” merupakan fi’il ‘amr ( kata kerja perintah ) dari kata qarar yang menunjukkan suatu kewajiban.. Jadi, pengertian ayat al-Qur-an di atas adalah perintah kepada para wanita untuk tetap tinggal dan menetap di rumah serta tidak keluar darinya kecuali untuk suatu keperluan atau hal yang darurat. Namun sebagian lain ada yang mengatakan, seorang wanita hanya dianjurkan ( mustahab ) untuk berdiam di rumahnya.<br /> <br /> Imam Thobari menafsirkan ayat ini berkenaan dengan adanya larangan bagi wanita muslimah untuk keluar dari rumah-rumah mereka tanpa adanya suatu kebutuhan, dan dari kebutuhan yang syar’i yaitu sholat di masjid, sedang itu pun masih ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.<br /> <br /> Dalam riwayat lain disebutkan dari Anas bahwasanya ia berkata<em>,”datanglah beberapa wanita kepada Rasulullah dan berkata,”Wahai Rasulullah, kaum lelaki memiliki keutamaan untuk pergi berangkat jihad di jalan Allah, maka amalan apakah gerangan yang sederajat dengan jihad fi sabilillah? Rasulullah menjawab,barang siapa yang berdiam diri di rumahnya maka ganjarannya sederajat dengan orang yang berjihad fisabilillah.</em><br /> <br /> <em><strong>”Walaa tabarajna’ tabarajal jahiliyatil ula”</strong></em> yaitu keluarnya wanita dari rumah rumah mereka pada masa jahiliyah.dan yang dimaksud tabaruj yaitu menampakan segala yang indah-indah dari perhiasan yang mereka miliki kepada kaum laki-laki ajnabi, sedang tentang ayat ”tabarajna tabarajal jahiliyatil ula” para Ahlu ta’wil berselisih pendapat tentang makna jahiliyah yang terdahulu, sebagian dari mereka mengatakan zaman di antara Nabi isa dan Nabi Muhamad. Sebagian lain ada yang mengatakan di antara nabi adam dan nuh, sebagian lagi mengatakan masa di antara nabi adam dan nabi nuh delapan ratus tahunan. Para wanita ketika itu adalah seburuk-buruknya wanita. Maka dapat disimpulkan makna dari “jahiliyatil ula” yaitu masa sebelum islam.<br /> <br /> <strong><em>“wa aqimna sholata waatiina zakata wa’atho’na Allahu wa Rosulahu”</em></strong> ayat ini melarang para wanita untuk berbuat keji, memerintahkan mereka untuk berbuat baik dan mengerjakan shalat, serta beribadah kepadaNya dengan tidak menserikatkanNya dengan sesuatu apapun. Tunaikanlah zakat dan bermuamalah baiklah kepada sesama makhluk.<br /> <br /> <strong><em>“Innamaa Yuriidullaahu Liyudzhiba ’Ankumurrijsa Ahlalbayti Wayuthahhirakum Tathhiiraa.”</em></strong> Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan kejelekan untuk kalian wahai ahlul bait Muhamad serta membersihkan kalian dari kemaksiatan-kemaksiatan dengan sebersih-bersihnya. Yang termasuk Ahlul bait menurut Ibnu Katsir adalah isteri-isteri Nabi, keluarga Ali, keluarga Ja’far, keluarga ‘Uqail, keluarga Abbas yang mana haram atas mereka diberi shodaqoh.<br /> <br /> Menurut penafsiran ahlul bait, jika menggunakan metode penafsiran asbabun nuzul yang ada dalam kitab-kitab hadits standar Ahlulsunnah, maka akan kita dapati sebuah hadits no 3205 dalam Shahih Sunan Tirmidzi Syaikh Albani,<br /> <br /> <em>“Dari Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi yang berkata “Ayat ini turun kepada Nabi {Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya.} di rumah Ummu Salamah, kemudian Nabi memanggil Fatimah, Hasan, Husain dan menutup mereka dengan kain dan Ali berada di belakang Nabi.</em> Beliau juga menutupinya dengan kain. Kemudian Beliau berkata<em> “ Ya Allah Merekalah Ahlul Baitku, maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya.</em> Ummu Salamah berkata <em>“Apakah aku bersama mereka, Ya Nabi Allah?</em>. Beliau berkata <em>“Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.</em><br /> <br /> Inti ayat ini memerintahkan agar wanita muslimah hendaknya berdiam diri di dalam rumah-rumah mereka dan melaksanakan amalan-amalan yang dapat dilaksanakan di dalamnya, karena rumah adalah tempat terbaik bagi para muslimah daripada ia harus keluar rumah yang mana lebih besar madhorotnya.<br /> <br /> Wahai wanita muslimah….. Tidakkah engkau ingat beberapa abad yang lalu bahwa Rasulullah telah bersabda: <em>Seorang wanita itu apabila mengerjakan salat lima waktu, puasa bulan ( Ramadan ), memelihara kehormatannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya, “Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana pun yang kamu sukai.”</em><br /> <br /> Jangan pernah merasa tidak berarti dengan keberadaanmu di rumah, karena masih banyak keutamaaan yang tersedia untukmu meski engkau tinggal di dalam rumah. (<a href="http://ma-hidayaturrahman.com/engkau-adalah-ratu-di-istanamu/" target="_blank">ma'had Hidayaturrahman</a> / <a href="https://keluargadakwah.com/" target="_blank">Keluarga Dakwah</a>)<br /> <br /> <em>Maroji’ :</em><br /> <br /> <em>Tafsir al Qur’anul ‘Adzim, Ibnu Katsir</em><br /> <em>Tafsir Thobari</em><br /> <em>Tafsir al Qurtubi</em><br /> <em>Fathul Qadiir, asy-Syaukani</em><br /> <em>Fathul Baari, Ibnu Hajar</em>

Engkau Adalah Ratu di Istanamu

Allah Ta'ala berfirman: وقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَتَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُوْلَى وَأَقِمْنَ الصَّلاَةَ وَءَا...

Baca selengkapnya »

Wahai Para Istri, Dimana Posisimu??

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://4.bp.blogspot.com/-mQrgmtNJSAo/XFFhyQYp28I/AAAAAAAACl0/ZLmWQ8WA3QI7mnHZ_lsjtaQloVo1V76UQCLcBGAs/s1600/t88.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wahai Para Istri, Dimana Posisimu??" border="0" data-original-height="580" data-original-width="1130" height="205" src="https://4.bp.blogspot.com/-mQrgmtNJSAo/XFFhyQYp28I/AAAAAAAACl0/ZLmWQ8WA3QI7mnHZ_lsjtaQloVo1V76UQCLcBGAs/s400/t88.jpg" title="Wahai Para Istri, Dimana Posisimu??" width="400" /></a></div> Kepada para istri<br /> <br /> Kalau anda adalah istri yang bisa membuat suami puas atas pelayanan anda di atas tempat tidur<br /> <br /> Kalau anda adalah istri yang bisa membuat suami puas atas pelayanan masakan anda sehingga suami makan dengan lahapnya<br /> <br /> Kalau anda adalah istri yang bisa membuat suami puas atas didikan anak-anak suami sehingga mereka menjadi qurrotu a’yun (penyejuk pandangan mata) taat kepada Alloh, berbakti kepada orang tua dan berprestasi di sekolah<br /> <br /> Kalau anda adalah istri yang bisa membuat suami puas atas bersih dan rapinya keadaan rumah sehingga suami betah berada di dalamnya<br /> <br /> Akhirnya anda meninggal lebih awal dari suami sementara suami ridlo dan senantiasa mengenang kebaikan-kebaikan anda selama mendampinginya, maka ucapan selamat layak diberikan kepada anda, semoga anda termasuk orang yang disabdakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :<br /> <br /> وعن أم سلمة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ<br /> <br /> <em>Dari Ummu Salamah rodliyallohu anha bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : wanita mana saja yang meninggal sementara sang suami ridlo kepadanya maka pasti ia akan masuk aljannah</em> [HR Tirmidzi]<br /> <br /> Kalau anda adalah istri<br /> Yang sering menyakiti suami dengan kata-kata<br /> Tidak bisa mendidik anak sehingga mereka menjadi durhaka<br /> Memberi pelayanan di atas tempat tidur ala kadarnya<br /> Menyediakan makan seadanya sehingga tidak menimbulkan selera<br /> Baju suami lusuh, tidak rapi karena belum disetrika<br /> Beristighfarlah ! karena anda mungkin tipe istri yang disabdakan nabi<br /> <br /> وعن معاذ بن جبل رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال لا تؤذي امرأة زوجها في الدنيا إلا قالت زوجته من الحور العين لا تؤذيه قاتلك اللَّه فإنما هو عندك دخيل يوشك أن يفارقك إلينا رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ<br /> <br /> <em>Dari Muadz bin Jabal rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya di akhirat yaitu hurul ‘in (bidadari aljannah) akan berkata : jangan sakiti ia, calon suamiku di akhirat, sungguh semoga Alloh mencelakakanmu karena ia di sisimu hanya untuk sementara dan akan segera berpisah darimu untuk segera menjumpaiku</em> [HR Tirmidzi]<br /> <br /> Wahai para istri dimana posisimu?? Memoga Allah menggolongkan pada golongan istri yang pertama. Aamiin.<br /> <br /> by: Ustad Oman Suratman

Wahai Para Istri, Dimana Posisimu??

Kepada para istri Kalau anda adalah istri yang bisa membuat suami puas atas pelayanan anda di atas tempat tidur Kalau anda adalah istr...

Baca selengkapnya »

Sakinah Sampai Ke Surga

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://2.bp.blogspot.com/-rJvMM8ntpFM/XFFiKb6JuLI/AAAAAAAACmA/cMBCIfX_SlEuZupwz8nUFb1DOl4VliFDwCLcBGAs/s1600/a15.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sakinah Sampai Ke Surga" border="0" data-original-height="580" data-original-width="960" height="241" src="https://2.bp.blogspot.com/-rJvMM8ntpFM/XFFiKb6JuLI/AAAAAAAACmA/cMBCIfX_SlEuZupwz8nUFb1DOl4VliFDwCLcBGAs/s400/a15.jpg" title="Sakinah Sampai Ke Surga" width="400" /></a></div> <a href="https://keluargadakwah.com/" target="_blank">Keluarga Dakwah</a> - Tujuan pernikahan adalah mendatangkan sakinah, mawadah, wa rahmah kedalam keluarga dan membawa seluruh anggota keluarganya ke surga. Pernikahan adalah perjalanan pulang ke surga. Allah berfirman,<br /> <br /> قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ<br /> <br /> “<em>…Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat’.</em>” (QS. Az-Zumar: 15)<br /> <br /> Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan maksud merugikan diri sendiri dan keluarga adalah keluarga ini akan tercerai berai pada hari kiamat dan tidak ada pertemuan lagi di antara mereka. Bisa jadi sebagian masuk neraka dan sebagian masuk surga sehingga tidak ada hari mengunjungi bagi mereka. Atau, seluruh anggota keluarga ini masuk neraka. Apabila seluruh anggota keluarga masuk neraka maka otomatis mereka tidak bisa mengunjungi. Sebab, kalaupun neraka itu satu kata, tapi di dalamnya mereka tidak lagi pernah bertemu sebagaimana di dunia. Itulah kerugian yang sangat nyata. Tidak ada kerugian di atas kerugian seperti ini.<br /> <br /> Masih lumayan kalau kita punya keluarga yang salah kemudian dihukum di Lembaga Pemasyarakatan karena kita masih bisa menjenguknya, membawakan rangsumnya, dan mengingatkan kalau nanti keluar agar diperbaiki lagi akhlaknya agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Tetapi, perpisahan di akhirat tidak ada lagi titik pertemuan seperti itu.<br /> <br /> Maka komitmen seorang muslim ketika membangun pernikahan adalah pulang ke surga. Tidak ada pilihan lain. Karena pilihannya pulang ke surga maka ia harus dipimpin oleh lelaki yang kuat. Lelaki yang mengerti jalan kemana keluarganya akan diarahkan.<br /> <br /> Oleh karena itu, aneh bila ada perempuan yang mau dinikahi oleh laki-laki yang tidak menjalankan shalat. Sebab, bila ada laki-laki yang tidak shalat, jangankan menjaga keluarga, menjaga agamanya saja dia tidak bisa. Amirul Mukminin, Umar bin Khathab mengatakan,<em> “Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi.”</em><br /> <br /> Sederhananya, kalau Allah saja tidak dianggap penting dalam hidupnya apalagi yang lain. Padahal bagi orang yang merindukan surga, ini bukan hanya persoalan shalat, tapi lebih dari pada itu. Mana yang membuat masuk neraka ia tahu dan mana yang membuat ia masuk surga ia tahu.  Dia harus mengerti itu semua agar bisa mengarahkan diri dan keluarganya supaya bisa masuk surga bersama-sama.<br /> <br /> Selain seorang pemimpin yang kuat, pernikahan juga membutuhkan seorang pemimpin yang tahan godaan.  Banyak orang yang awalnya kita anggap kuat, lulusan pesantren, gagah, kaya, tapi qodarullah mereka tidak menjaga kualitas imannya sehingga mereka terjebak hal-hal yang menjatuhkan kehormatan dirinya.<br /> <br /> Pernikahan juga membutuhkan lelaki yang bisa menyamankan anggota keluarganya. Sebab, kita tidak bisa menjamin apakah setelah pernikahan itu kita akan tetap baik; apakah setelah menikah kita akan tetap sehat; apakah setalah menikah kita akan tetap disukai orang banyak. Banyak orang yang setelah menikah Allah takdirkan menjadi miskin.<br /> <br /> Namun, Rasulullah bersabda:<br /> <br /> مَا الْفَقْرُ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ<br /> <br /> <em>“Bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian. Tetapi aku khawatir akan dibuka lebar (pintu) dunia kepada kalian, seperti telah dibuka lebar kepada orang sebelum kalian.”</em> (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /> <br /> Bagaimana juga bila setelah menikah kita dibenci orang banyak. Kita membutuhkan lelaki yang bisa membuat anggota keluarga tetap merasa nyaman, merasa tenang dalam sakit maupun sehat, dalam lapang maupun sempit, dalam keadaan berkecukupan maupun kekurangan, dalam keadaaan kita disenangi orang banyak maupun dibenci.<br /> <br /> Bila tujuan pernikahan adalah bersama menuju surga maka ini membutuhkan tim yang solid. Bagamana menghadapi godaan dari luar kalau ternyata dari dalam kita rapuh. Nah, untuk solid itu, selain komunikasi yang sehat, juga berawal dari saling bisa menerima satu sama lain.<br /> <br /> Rasulullah , <em>“Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya.</em>” (HR Muslim)<br /> <br /> Hadits ini menunjukkan bahwa pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna. Kalau dalam pernikahan yang kita lakukan mencari kekurangan pasangan, pasti ada. Tetapi nila dari pernikahan kita menerima kekurangan pasangan, mudah-mudahan Allah mempertemukan kita dengan kelebihan yang selema ini tidak pernah kita ketahui.<br /> <br /> Janganlah suami membenci istrinya hanya karena satu hal yang ia tidak suka. Karena dalam masalah yang lain ia akan menemukan apa yang ia suka. Banyak pernikahan yang kurang baik hanya karena satu atau dua kekurangan istri dan si suami tidak bisa menerimanya. Kemudian suami menjadikannya senjata ketika marah.<br /> <br /> Karena itu, apa modal pernikahan yang bahagia? Pernikahan yang bahagia adalah wujud dari kualitas diri kita masing-masing. Maka ketika Rasulullah bersabda,<br /> <br /> خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي<br /> <br /> <em>“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku”</em> (HR At-Thirmidzi no 3895)<br /> <br /> Hadits ini sebagaimana diterangkan oleh imam Asy-Syaukani dalam Nailul Author, merupakan satu peringatan bahwa manusia yang paling tinggi derajat kebaikannya dan paling layak diberi gelar sebagai orang yang baik adalah orang yang paling baik kepada keluarganya. Karena keluarga yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Bagaimana seorang laki-laki memperlakukan istrinya, bagaimana istri memperlakukan suaminya, bagaimana mereka memperlakukan anaknya itu adalah wujud kebaikan seseorang dalam arti yang sebenarnya. (<a href="http://www.anakpondok.com/2017/01/sakainah-hingga-ke-surga.html" target="_blank">Anakpondok.com</a> / <a href="https://keluargadakwah.com/" target="_blank">Keluarga Dakwah</a>)<br /> <br /> Wallahu a’lam.<div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;"><div>┏ ===  ❀❀✿❀❀  === -┓</div><div>               Link grup </div><div><br /></div><div>     <a href="https://chat.whatsapp.com/E9CcBP9oUQZ4oKWTeCLAuw" target="_blank">Keluarga Dakwah 09</a> </div><div>     <a href="https://chat.whatsapp.com/KlQcgVMuA9DK7tTK6cRzJm" target="_blank">Keluarga Dakwah 10 </a></div><div><br /></div><div>  ┗ ===  ❀❀✿❀❀  === -┛</div></div></div>

Sakinah Sampai Ke Surga

Keluarga Dakwah - Tujuan pernikahan adalah mendatangkan sakinah, mawadah, wa rahmah kedalam keluarga dan membawa seluruh anggota keluarga...

Baca selengkapnya »

Dilema Wanita Karir

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://keluargadakwah.com/wp-content/uploads/2017/02/kokokoko-300x225.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Dilema Wanita Karir" border="0" class="size-medium wp-image-932 aligncenter" height="300" src="https://keluargadakwah.com/wp-content/uploads/2017/02/kokokoko-300x225.jpg" title="Dilema Wanita Karir" width="400" /></a></div> <h3> Pertanyaan :</h3> <br /> <div style="text-align: justify;"> <em>Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh</em><br />Ustadz, ana seorang istri yang bekerja di luar rumah dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Anak-anak ditinggal di rumah tanpa pengawasan. Hal ini berlangsung setiap hari. Bagaimana menurut Islam? Atas jawaban Ustadz, ana ucapkan jazakumullah khairan katsiran.<br /><em>Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh</em><br /><em><strong>NN – Brebes Jawa Tengah</strong></em></div> <br /> <br /> <h3> </h3> <br /> <h3> Jawaban :</h3> <br /> <div style="text-align: justify;"> <em>Wa’alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh</em><br />Ibu yang shalihah, wanita yang bekerja di luar rumah adalah sebuah masalah serius dalam konteks membangun keluarga sakinah. Karena secara umum, Islam meletakkan kewajiban menafkahi keluarga di pundak para suami. Sehingga bagi istri, cukuplah mengatur dan mengurusi rumah tangga, agar tugas sebagai istri dan ibu bisa tertunaikan secara baik dan maksimal.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Namun, wanita tentu saja boleh bekerja di luar rumah jika kondisi mengharuskan dan syarat-syaratnya terpenuhi. Misalnya ijin suami, kebutuhan yang urgen, tidak tabarruj, tidak ikhtilath, menutup aurat dan bisa membagi waktu dengan baik agar hak-hak suami dan anak-anak tidak terlantar. Apalagi, memang ada beberapa profesi yang sebaiknya dilakukan wanita untuk wanita, seperti paramedis dan pengajar.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Dalam kasus Ibu, usia anak-anak yang ditinggal di rumah selama bekerja juga harus diperhatikan. Jika secara umum mereka di usi abaligh yang bisa menjaga diri dengan baik, InsyaaAllah tidak mengapa. Namun, jika mereka masih kanak-kanak dimana penjagaan orangtua sangat diperlukan, tentulah bukan hal yang bijaksana dan dibenarkan meniggalkan mereka begitu lama dan begitu sering. Selain itu, kondisi rumah juga harus diperhitungkan. Apakah ia cukup aman bagi anak-anak untuk ditinggal selama waktu bekerja tersebut. Apalagi hari ini, ada banyak hal yang bisa mengancam keselamatan anak-anak kita. Penculikan, kebakaran, tabung gas yang meledak, juga perkelahian antar anak-anak yang sering melewati batas keamanan, adalah sebagai contoh. Cobalah berbicara baik-baik dengan suami untuk melakukan pengaturan jadwal pengawasan dan waktu bekerja degnan baik. Namun, akan lebih baik jika Ibu memilih pekerjaan yang bisa dikerjakan di dalam rumah karena jauh lebih aman.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Sebab, anak-anak memiliki hak pengasuhan dan pendidikan dari orangtua mereka. Akan sangat naif jika hak mereka kita abaikan hanya untuk kepentingan materi belaka. Sedang di belakang itu, ada banyak bahaya yang mengancam keselamatan dan resiko yang tak bisa dianggap remeh. Lain soal jika anak-anak memang sudah besar dan mandiri. Kalau suat saat anak-anak kita tidak bisa menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, siapkah kita menanggung resiko dan perasaan bersalah berkepanjangan? Bukankah dalam kacamata agama, seorang Ibu dan Ayah yang mandul ialah yang tidak memiliki anak yang shalih?<br /><em>Wallahua’lam</em></div> <br /> <em><strong>Diketik ulang dan digubah dari Majalah Ar-Risalah No. 111 / Vol. IX</strong></em><br /> <br /> [vc_row][vc_column][vc_column_text]Artikel Terkait :[/vc_column_text][vc_basic_grid post_type="post" max_items="10" element_width="2" orderby="rand" grid_id="vc_gid:1485925381085-7f99adcd-e0bb-8" taxonomies="11"][/vc_column][/vc_row]

Dilema Wanita Karir

Pertanyaan : Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Ustadz, ana seorang istri yang bekerja di luar rumah dari jam 6 pagi sampai...

Baca selengkapnya »

Hukum Khitan untuk Anak Perempuan

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://3.bp.blogspot.com/-Vyu0BCGdfUg/XFFi5ckgW8I/AAAAAAAACmM/N7WV4TjQy0cVqEe8sv6HnD9_rVpaZf36wCLcBGAs/s1600/kh.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Hukum Khitan untuk Anak Perempuan" border="0" data-original-height="560" data-original-width="800" height="280" src="https://3.bp.blogspot.com/-Vyu0BCGdfUg/XFFi5ckgW8I/AAAAAAAACmM/N7WV4TjQy0cVqEe8sv6HnD9_rVpaZf36wCLcBGAs/s400/kh.jpg" title="Hukum Khitan untuk Anak Perempuan" width="400" /></a></div> Keluarga Dakwah - Hukum Khitan untuk Anak Perempuan<br /> <h3> Pertanyaan :</h3> <br /> <div style="text-align: justify;"> <em>Assalamu’alaikum, </em><br />Apa hukumnya sunat bagi anak perempuan dan apa ada tuntunannya ? Terimakasih atas jawabannya ustadz.<em>Wassalamu’alaikum</em></div> <br /> <br /> <h3> Jawaban :</h3> <br /> <em>Wa’alaikum salam warohmatulloh wabarokatuh</em><br /> <div style="text-align: justify;"> Para ulama’ berselisih pendapat dalam masalah ini, namun pendapat yang kami anggap mendekati kebenaran adalah yang menyatakan bahwa khitan bagi wanita adalah MUSTAHAB.</div> <br /> Diantara dalilnya adalah :<br /> <br /> <br /> <ol><br /> <li style="text-align: justify;">Di dalam sebuah hadist Ummu ‘Athiyyah bahwasanya di Madinah ada seorang wanita yang (pekerjaannya) mengkhitan wanita, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br /><div style="text-align: center;"> ﻟَﺎ ﺗُﻨْﻬِﻜِﻲ ﻓَﺈِﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﺃَﺣْﻈَﻰ ﻟِﻠْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﻭَﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺒَﻌْﻞ”</div> <br /><div style="text-align: center;"> <em>Jangan berlebihan di dalam memotong, karena yang demikian itu lebih nikmat bagi wanita dan lebih disenangi suaminya</em>.”(HR. Abu Dawud)</div> </li> <br /> <li style="text-align: justify;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :<br /><div style="text-align: center;"> ﺇِﺫَﺍ ﺍﻟْﺘَﻘَﻰ ﺍﻟْﺨِﺘَﺎﻧَﺎﻥِ ﻭَﺗَﻮَﺍﺭَﺕْ ﺍﻟْﺤَﺸَﻔَﺔُ ﻓَﻘَﺪْ ﻭَﺟَﺐَ ﺍﻟْﻐُﺴْﻞُ”</div> <br /><div style="text-align: center;"> <em>Kalau bertemu dua khitan dan tenggelam khasyafah (ujung dzakar), maka wajib untuk mandi</em>.” (HR. Ibnu Majah)</div> </li> <br /> <li style="text-align: justify;">Ini menunjukkan bahwa wanitapun berkhitan. Khitan bagi wanita hanya berkaitan dengan sebuah kesempurnaan saja yaitu pengurangan syahwat.<br /><div style="text-align: center;"> ﻟَﺎ ﺗُﻨْﻬِﻜِﻲ ﻓَﺈِﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﺃَﺣْﻈَﻰ ﻟِﻠْﻤَﺮْﺃَﺓِ ﻭَﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰﺍﻟْﺒَﻌْﻞ</div> </li> </ol> <br /> Wallahu a’lam<br /> …<br /> Sumber: Syameela<br /><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;">.</div><div style="text-align: justify;"><div>┏ ===  ❀❀✿❀❀  === -┓</div><div>               Link grup </div><div><br /></div><div>     <a href="https://chat.whatsapp.com/E9CcBP9oUQZ4oKWTeCLAuw" target="_blank">Keluarga Dakwah 09</a> </div><div>     <a href="https://chat.whatsapp.com/KlQcgVMuA9DK7tTK6cRzJm" target="_blank">Keluarga Dakwah 10 </a></div><div><br /></div><div>  ┗ ===  ❀❀✿❀❀  === -┛</div></div>

Hukum Khitan untuk Anak Perempuan

Keluarga Dakwah - Hukum Khitan untuk Anak Perempuan Pertanyaan : Assalamu’alaikum,  Apa hukumnya sunat bagi anak perempuan dan apa ad...

Baca selengkapnya »

Sembako Desa Kertarahayu

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://1.bp.blogspot.com/-j9bek5jrOsw/XFFqXDsoH6I/AAAAAAAACmY/siLdfoAevB0Q9tyK1YfpoXSUdw6LXOXrACLcBGAs/s1600/IMG_1430.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sembako Desa Kertarahayu" border="0" data-original-height="750" data-original-width="1000" height="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-j9bek5jrOsw/XFFqXDsoH6I/AAAAAAAACmY/siLdfoAevB0Q9tyK1YfpoXSUdw6LXOXrACLcBGAs/s400/IMG_1430.jpg" title="Sembako Desa Kertarahayu" width="400" /></a></div> Keluarga Dakwah - <span style="text-align: justify;">Bismillah walhamdulillah, pada tahap awal ini JKD menyalurkan paket sembako bertempat di Desa Kertarah</span><span class="text_exposed_show" style="text-align: justify;">ayu Kec. Setu. Rt.11 Rw.05. Pada pukul 11.00 siang tadi, Jalinan Keluarga Dakwah (JKD) menyalurkan 18 paket sembako kepada fakir miskin dengan rincian berupa :</span><br /> <br /> <br /> <ul><br /> <li><span class="text_exposed_show">Beras 5Kg</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">2 liter Minyak Goreng</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">2 Kaleng Susu Kental Manis 370gr</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">Tepung Terigu 1Kg</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">Blueband 250gr</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">Gula 1Kg</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">Teh</span></li> <br /> <li><span class="text_exposed_show">Garam 500gr</span></li> </ul> <br /> <strong>Kamis, 23 Juni 2016</strong><br /> <div style="text-align: justify;"> Dan pada hari ini, JKD mulai menyalurkan paket sembako bertempat di sekitaran kantor Jalinan Keluarga Dakwah (JKD) yang kami antarkan secara langsung kerumah keluarga miskin dan Dhuafa.</div> <br /> <div style="text-align: justify;"> Pada program “Berbagi Kebahagiaan di Bulan Suci yang Mulia” ini, santunan paket sembako yang telah disalurkan kurang lebih senilai 7 juta rupiah dari rencana program 22,5 juta rupiah.</div> <br /> [/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Artikel Terkait :[/vc_column_text][vc_basic_grid post_type="post" max_items="10" element_width="2" orderby="rand" grid_id="vc_gid:1486129170525-9e1266e1-582a-7" taxonomies="19"][/vc_column][/vc_row]

Sembako Desa Kertarahayu

Keluarga Dakwah -  Bismillah walhamdulillah, pada tahap awal ini JKD menyalurkan paket sembako bertempat di Desa Kertarah ayu Kec. Setu. R...

Baca selengkapnya »

JKD Upayakan Profesionalitas Layanan Memodel ISO 9001:2015

<div style="text-align: justify;"> Keluarga Dakwah.com - <span style="text-align: justify;">Bertempat di kantor Sekretariat JKD komplek Balai Dakwah Jakarta (19/08/16), JKD mengadakan training manajemen dengan standar Manajemen Mutu ISO 9001 versi terbaru, 2015. JKD menghadirkan narasumber ustadz Yazid Abdul Alim, Lc. direktur Kafila International Islamic School (KIIS) Kramat Jati Jakarta Timur yang sudah berpengalaman menerapkan standar ISO di sekolahnya. Pada training ini, ustadz Yazid memaparkan sistem manajemen mutu ISO 9001 versi 2008 sekaligus versi terbaru, 2015. Menurutnya, ada sedikit perbedaan dan perbaikan pada ISO versi 2015 dibanding versi 2008.</span></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adalah adsurd ketika kita menginginkan hasil berbeda namun masih melakukan cara-cara lama. Melalui training ini, JKD mengupayakan peningkatan profesionalitas layanan ummat. Sehingga layanan sosial-dakwah JKD memiliki standart mutu yang baku, terukur dan terstruktur. Outputnya adalah kepuasan ummat. Sebagaimana pepatah, “Jika anda ingin menyelesaikan pekerjaan dengan kulitas terbaik (hasil lebih baik, waktu lebih cepat), maka berlelah-lelahlah ‘mempelajari cara mengerjakan’ pekerjaan tersebut.”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Meski training ini masih tahap awal yaitu berupa pengenalan dan pembentukan paradigma mengenai sistem manajemen, namun ini adalah permulaan yang baik. Terlebih JKD adalah lembaga sosial-dakwah dengan inti (core) layanan dan pemberdayaan ummat. Ust. Yazid mengibaratkan sistem manajemen mutu ISO seperti kendaraan yang bisa dinaiki agar lebih cepat mencapai tujuan. Selain itu, ISO berperan mengawal lembaga mencapai target serta membuat sistem standarisasi mutu layanan. Diantara siklusnya adalah pengukuran, analisa dan peningkatan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebagaimana visinya, JKD memiliki cita-cita menjadi paguyuban dakwah yang solid bagi keluarga muslim. Paguyuban ini dirancang untuk saling berbagi ilmu dan solidaritas sesama anggota dalam rangka membumikan Islam. Sementara tahap-tahap untuk mencapainya dengan membentuk, menguatkan serta memberdayakan komunitas keluarga muslim di seluruh nusantara.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semoga Allah memudahkan usaha kita untuk terus berkontribusi memenangkan ummat melalui pilar keluarga.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div>

JKD Upayakan Profesionalitas Layanan Memodel ISO 9001:2015

Keluarga Dakwah.com -  Bertempat di kantor Sekretariat JKD komplek Balai Dakwah Jakarta (19/08/16), JKD mengadakan training manajemen denga...

Baca selengkapnya »