0
Keutamaan menghidupkan sunnah
Keluarga Dakwah - Keutamaan menghidupkan sunnah

Allah berfirman :

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali Imran: 79)

Jadilah ahli hikmah, fakih dan alim terhadap wahyu Allah yang kalian ajarkan kepada orang lain. Kemudian hafal, ketahui dan pahami tentang apa yang kalian pelajari dari wahyu tersebut.
Hadits

Jarir ra berkata, "Ketika kami berada di dekat Rasulullah pada permulaan siang datanglah sekelompok orang bertelanjang kaki, berjubah dan menyandang pedang. Mereka dari Bani Mudhar. Wajah Rasulullah berkerut karena melihat kefakiran mereka. Beliau masuk dan keluar kemudian memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan dan iqamah. Beliau lalu shalat dan berkhotbah kepada manusia :

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kami dari seorang diri; dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasi kami." (An-Nisa : 1)

Dan sebuah ayat dalam surat Al-Hasyr, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Hasyr :18)

Kemudian, seseorang bersekah dari dinarnya, dirhamnya, pakaiannya, satu sha' gandumnya, satu sha' kurmanya (sampai beliau bersabda), "Meskipun sekerat kutma."

Jarir mengatakan, "Kemudian, datanglah seseorang dari Anshar membawa pundi-pundi yang tangannya tidak kuat mengangkatnya." Jarir melanjutkan, "Orang-orang kemudian mengikutinya sampai aku melihat dua gungungan makanan dan pakaian. Saya melihat wajah Rasulullah berseri-seri. Rasulullah pun bersabda :

"Barangsiapa memelopori sunah yang baik di dalam (ajaran) Islam maka baginya pahalanya sendiri dan pahala orang yang mengerjakan setelahnya; tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun . Barang siapa memelopori sunah yang buruk dalam (ajaran) Islam maka baginya dosanya sendiri dan dosa orang-orang yang mengerjakan setelahnya. Tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun."
 

Hadits

Abdurrahman bin Amr As-Sulami dan Hujr Al-Kala'i berkata, "Kami menemui Irbadh bin Sariyah (ia termasuk orang dimaksud dalam ayat, "Tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata, 'Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu. 'Mereka lalu kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan." (At-Taubah : 92)

Kami mengucapkan salam kepadanya dan memberitahukan, 'Maksud kedatangan kami untuk berziarah dan mengutip (hadits).'Irbadh berkata ,'Pada suatu hari kami shalat subuh bersama Rasulullah. Beliau kemudian menghadap kepada kami dan memberi nasihat yang sangat berkesan. Nasihat itu membuat mata berlinang air mata dan hati bergetar. Kemudian, ada yang bertanya, 'Wahai Rasulullah, seakan-akan nasihat ini yang terakhir. Apa yang baginda pesankan kepada kami?' Beliau bersabda, 'Aku warsiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat meskipun kepada hamba sahaya dari Habbasyah dan keriting. Ketahuilah, barang siapa di antara kalian yang masih hidup maka akan melihat banyak perselisihan. Hendaknya kalian berpegang teguh kepada sunahku dan sunah khulafa' rasyidin yang mendapat petunjuk. Pegang eratlah ia dan gigit dengan gigi geraham. Jauhilah perkara-perkara (dalam agama) yang baru. Sebab, setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setiah bid'ah itu sesat.'"


Keutamaah menghidupkan sunnah

? Barang siapa memelopori sunnah kebaikan maka baginya pahalanya sendiri dan pahala orang yang mengerjakan setelahnya.

? Barang siapa berpegang teguh pada sunnah niscaya akan selamat dari perselisihan dan fitnah.

? Selamat dari kesesatan karena setiap yang menyelisihi sunnah adalah bid'ah.

SERI KAJIAN SHAHIH FADHILAH AMAL#17

Shahih Fadhillah Amal, Syaikh Ali bin Nayif Asy-Syuhud, hal 71 - 74. Aqwam.

Posting Komentar

 
Top