0
Keutamaan Mati Syahid
Allah ta'ala berfirman:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Qs. Ali Imran : 169 – 171)

Jangan engkau mengira wahai Nabi bahwa orang yang berjihad dan terbunuh di jalan Allah itu mati dan tidak merasakan sesuatu. Sesungguhnya, mereka itu hidup di alam barzah di sisi Rabbnya rejeki mereka melimpah di surga dan mereka merasakan kenikmatan itu. Mereka diliputi kebahagiaan saat Allah memberikan kenikmatan. Allah memberikan mereka kenikmatan, ridho, dan apa saja yang menyejukkan mata.

Mereka membuat gembira saudara-saudaranya (mujahidin yang mereka tinggalkan dan masih hidup). Mereka memotivasi saudaranya agar menyusul dan turut merasakan nikmat (jika saudaranya mati syahid di jalan Allah dalam keadaan ikhlas). Tiada rasa takut pada mereka ketika menghadapi perkara-perkara akhirat dan tiada rasa sedih ketika tidak mendapatkan harta dunia. Mereka sangat gembira dengan banyaknya kenikmatan dari Allah.

Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang beriman karena kemurahannya dia akan mengembangkan dan menambah pahala tersebut kemudian membalasnya.

Allah ta'ala berfirman:

فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ ۚ وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. (QS. An-Nisa : 74)

Barangsiapa yang ingin menjual kehidupan dunia dan menggantinya dengan kehidupan akhirat maka hendaknya ia berjihad di jalan Allah. Sebab, ia telah memuliakan agama Allah dan menjadikan kalimat Allah sebagai yang tertinggi.

Barangsiapa berperang di jalan Allah lalu dikalahkan dan terbunuh atau ia menang melawan musuhnya maka Allah akan memberinya pahala yang besar disisi-Nya.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa cita-cita pejuang muslim wajib menang atau mati syahid di jalan Allah ia tidak boleh berfikir melarikan diri dan menyelamatkan diri. Sebab, melarikan diri itu tidak bisa menyelamatkannya dari takdir Allah, hal itu bahkan dibenci dan dimurkai Allah.

Allah ta'ala berfirman:

فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّىٰ إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّىٰ تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ۚ ذَٰلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ ۗ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ
سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ
وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka, dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenankan-Nya kepada mereka. (QS. Muhammad : 4-6)

Allah menunjukan kepada orang-orang beriman akan wajibnya memerangi orang-orang musyrik yang mendustakan Allah dan menghalangi jalannya. Allah juga menjelaskan kepada mereka tata cara dalam memerangi, yakni jika kalian bertemu dengan orang-orang musyrik di medan perang maka tebaslah mereka dengan tangan kalian. Bila kemenangan kalian telah sempurna, tawanlah mereka yang masih hidup dan ikatlah kuat-kuat agar tidak kabur atau dapat kembali berperang. Seusai perang, kalian boleh memilih antara membebaskan mereka tanpa tebusan atau meminta tebusan. Meminta tebusan bermaksud untuk melemahkan kekuatan mereka. Bisa juga dengan menukarkan dengan tawanan kaum muslimin. Itulah sunnah dalam memerangi orang-orang musyrik dan kafir.

Jika Allah berkehendak menghukum mereka dengan azab yang disegerakan, tentu dia akan mudah melakukannya, menyudahi perlawanan mereka dengan kalian dengan mereka. Tapi, Dia mensyariatkan jihad dan memerangi musuh adalah untuk menguji orang-otang musrik lalu menghukum siapa diantara mereka yang dia kehendaki melalui tangan-tangan orang-orang beriman. Dalam hal ini, Dia sekaligus memperingatkan di antara mereka yang mau kembali kepada kebenaran.

Allah memberi balasan kepada syuhada yang terbunuh di jaan-Nya,mengampuni dosa-dosa mereka, serta membuat amal mereka berbuah dan berkembang. Allah akan menunjukkan jalan kepada para syuhada menuju surga dan memperbaiki keadaan mereka di akhirat. Allah akam memasukkan mereka ke surga. Setiap orang di dalam surga ada tempat tinggalnya, mereka tidak bingung dalam mencarinya. Seakan-akan ia sudah mengetahui sebelumnya.

Hadist

Anas Bin Malik ra meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak seorangpun yang telah masuk surga ingin kembali ke dunia dan ia memiliki sesuatu di bumi, kecuali orang yang mati syahid. Ia mengangankan kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali. Itu karena ia melihat karomah.

Hadist

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh aku ingin berperang di jalan Allah lalu terbunuh; lalu aku hidup kemudian terbunuh lagi; kemudian aku hidup lalu terbunuh lagi; kemudian aku hidup lalu terbunuh lagi; kemudian aku hidup."

Hadits

Qais Al-Judzami meriwayatkan bahwa seseorang pernah bersama Nabi. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Orang yang mati syahid diberi enam hal pada saat pertama kali darahnya menetes: (1) semua kesalahannya dihapus; (2) diperlihatkan tempat duduknya di surga; (3) dinikahkan dengan al-hur al'lin, bidadari bermata jeli; (4) aman diprahara besar, kiamat; (5) aman dari azab kubur dan (6) dipakaikan perhiasan iman."

Hadits

Al-Miqdam bin Ma'di Kariba Al-Kindi meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sungguh, bagi orang yang mati syahid di sisi Allah, Al-Hakam berkata, 'Enam hal, yakni (1) ia diampuni saat pertama kali darahnya menetes; (2) melihat Al-Hakam mengatakan, 'Diperlihatkan' tempat duduknya di surga: (3) dinikahkan dengan Hur In ; (4) dijauhkan dari azab kubur; dan (5) aman dari prihara terbesar. "(Al-Hakam mengatakan, 'hari terjadinya prahara terbesar.') ; (6) disematkan di kepalanya mahkota kehormatan, satu buah permatanya lebih baik daripada dunia seisinya; dinikahkan dengan 72 istri dari Hur'In ; dan diberi izin memberi syafaat 70 anggota kerabatnya."

Hadits

Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, " Bagi orang yang terbunuh (fisabilillah) di sisi Allah akan mendapat enam hal : (1) diampuni semua kesalahannya pada saat pertama kali darahnya menetes; (2) dijauhkan dari azab kubur ; (3) dipakaikan perhiasan iman; (4) dilihatkan tempat duduknya di surga; (5) aman dari prahara terbesar, dan (6) dinikahkan dengan Hur In.

Keutamaan Mati Syahid

Orang yang mati syahid dijalan Allah hidup di sisi Rabbnya.

Mendapat pahala besar di sisi Allah.

Mendapat balasan pahala dari Allah, ampunan, serta amal yang berbuah dan berkembang.

Orang yang syahid memiliki keinginnan untuk kembali hidup di dunia dan terbunuh lagi di jalan Allah.

Mendapat enam keutamaan :

Di hapus semua kesalahannya.

DIperlihatkan tempat duduknya di Surga.

Dinikahkan dengan bidadari bermata jeli.

Aman dari prahara besar pada hari kiamat.

Aman dari azab kubur.

Dikenakan perhiasan iman.

SHAHIH FADHILAH AMAL#23

Posting Komentar

 
Top