0
Keutamaan Mencari Ilmu
Keluarga Dakwah - Keutamaan Mencari Ilmu

Allah ta'ala berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal." (QS. Muhammad: 19)

Ketahuilah wahai Nabi bahwa tiada yang berhak diibadahi, kecuali Allah dan mintalah ampun atas dosamu. Mintakan ampun bagi orang-orang yang beriman yang laki-laki dan perempuan. Maka Allah mengetahui tingkah laku kalian saat terjaga pada saat siang hari dan saat istirahat tidur pada malam hari.



Hadits 

Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang meringankan satu diantara sekian kesulitan orang mukmin, niscaya Allah akan meringankan satu di antara sekian kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan, niscaya Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan mudahkan untuknya jalan menuju syurga." (HR. Muslim no 2699)



Hadits 

Mu'awiyah radhiallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah bersabda, "barang siapa dikehendaki baik maka Allah akan memahamkannya tentang (ilmu) agama. Allah Maha Pemberi, aku (Rasulullah) yang membagi. Umat ini akan senantiasa menang atas orang yang menyelisihinya sampai perintah Allah datang (kiamat) dan mereka menang." (HR. Bukhari no 3116 dan Muslim no 10370



Hadis 

Qais bin katsir menceritakan, "Ada seorang dari Madina menemui Abu Darda' radhiallahu 'anhu di Damaskus. Abu Darda' bertanya, "Apa gerangan yang membuatmu datang, saudaraku?" Ia menjawab, "(Karena) ada sebuah hadis yang sampai kepadaku bahwa engkau mengatakan bahwa itu dari Rasulullah? Abu Darda' bertanya, "Kedatanganmu ini karena perniagaan?" Ia menjawab, "Tidak" Abu Darda' bertanya, "Atau kedatanganmu untuk suatu keperluan?" Ia menjawab, "tidah". Abu Darda' bertanya, "Berarti kamu datang hanya untuk mencari hadis?" Ia menjawab, "Ya". Abu Darda berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda:

Barang siapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu maka Allah akan menunjuki kepadanya jalan ke syurga. Sesungguhnya, malaikat benar-banar meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Siapa saja yang berada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di laut akan memintakan yang berada dilangit dan di bumi. Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah itu seperti keutamaan rembulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya, ulama adalah pewaris para Nabi. Mereka tidak mewariskan dinar dan dirham, tapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Ahmad no 21715 dan 22058)



Hadits 

Katsir bin Qois meriwayatkan, "Saat itu, aku duduk bersama Abu Darda radhiallahu 'anhu di masjid Damaskus. Tiba-tiba seorang lelaki mendatangiku seraya bertanya, "Wahai Abu Darda', Sungguh aku datang dari Madinah karena sebuah hadis yang sampai kepadaku bahwa engkau mengabarkan hal itu dari Rasulullah." Abu Darda' kemudian bertanya, "Apakah kedatanganmu untuk suatu keperluan? Suatu perniagaan atau hanya untuk sebuah hadis?" Ia menjawab, "Ya" Abu Darda' menjawab, " Sesungguhnya, aku mendengar Rasulullah bersabda:

Barang siapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu maka Allah akan menunjukinya satu diantara sekian banyak jalan syurga. Malaikat pun meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu. Sungguh, Orang yang berilmu itu dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi serta ikan di air. Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah itu seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya, ulama itu pewaris para Nabi. Sungguh, para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tapi mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Ibnu Hibban no 1/ 289 dan 290)



KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

?Ilmu didahulukan sebelum amal.

?Ditujukan dan dimudahkan untuk meniti jalan menuju syuga.

?Merupakan bahwa seseorang merupakan dikehendaki atasnya kebaikan oleh Allah.

?Malaikat membentangkan sayap-sayapnya karena ridha kepada penuntut ilmu.

?Dimintakan ampunan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan ikan di lautan.

?Ulama (orang-orang berilmu) adalah pewaris para Nabi

?Para Nabi hanya mewariskan ilmu, tiada yang lain.

?Barangsiapa mengambil ilmu berarti ia telah mengambil bagian yang banyak.



SERI KAJIAN SHAHIH FADHILAH AMAL # 10

(SHAHIH FADHILAH AMAL, Syaikh Ali bin Nayif Asy-Syuhud. Halaman 50 -54. Penerbit Aqwam.

Posting Komentar

 
Top