0
Sebelum Kamu Meminang
Keluarga Dakwah - Tak perlu dipungkiri lagi, seorang pria yang sehat jasmani maupun akalnya pasti berupaya mendapatkan wanita yang dianggapnya terbaik menjadi pasangan hidupnya. Dia pasti mempunyai kriteria-kriteria wanita idaman yang menurutnya cocok dengan keadaan dirinya. Demi sebuah harapan akan rumah tangga penuh kedamaian, kebahagiaan, dan ketentraman.

Namun seringkali harapan tak tercapai ketika bahtera rumah tangga telah diarungi. Meskipun tidak ada yang salah dengan istrinya, semuanya cocok dengan kriteria yang dia tetapkan, namun kebahagiaan yang diidam-idamkan tak kunjung datang.

Bisa jadi istrinya memang tidak salah, namun pada kriteria yang dia tetapkan lah kesalahannya, yang ternyata tidak berbanding lurus dengan tujuan yang diidamkan. Mustahil ketika tujuan seseorang menikah adalah agar “dia tidak lagi makan di luar rumah” akan tercapai jika dia tidak memasukkan “pintar memasak” dalam daftar kriterianya.

Dan mungkin kesalahan terletak pada tujuannya yang terlalu fana dan sementara. Ketika segala kesenangan itu berlalu dia pun hilang arah dan bertanya kembali “mengapa saya harus menikah dengannya?”.

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam tentu tidak membiarkan pemeluknya terjerumus dalam kesengsaraan semacam itu. Segala aktivitas manusia termasuk pernikahan hanya mempunyai satu tujuan; beribadah kepada Allah.

Islam memberikan perhatian besar perihal pernikahan, bahkan dalam Al Qur’an  Allah SWT menyebutnya sebagai mitsaqan ghalidza (ikatan yang kuat). Istilah tersebut hanya disebut tiga kali dalam Al Qur’an dan dua sisanya berkaitan dengan perkara tauhid.

Sebagai mitsaqan ghalidza, seluruh aspek pernikahan tentu ada aturannya termasuk soal kriteria wanita yang sebaiknya dinikahi, agar tercapai kebahagiaan hakiki di bawah naungan keridhaan Allah SWT.

 Berikut kriteria-kriteria yang bisa saya rangkum dari berbagai sumber :



  • Baik agamanya

Tidak dipungkiri, mayoritas pria menjadikan aspek fisik serta materi sebagai tolok ukur. Yang dinilai selalu kecantikan serta banyaknya harta. Semakin cantikkaya seorang wanita akan menjadikannya ramai peminat. Sementara yang biasa-biasa saja dan tak terlalu kaya sepi peminat dan terkadang menjadi “jalan pelarian” bagi yang putus asa karena tak kunjung mendapat yang cantik dan berharta.

Rasulullah SAW memberikan edukasi yang baik dalam hal ini, beliau memperingatkan bahwa perilaku semacam ini tidak akan membuat kita bahagia, bahkan dapat membawa kesengsaraan.

Rasulullah SAW bersabda :

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.” (HR Bukhari)

Namun tentu saja perihal ketaatan terhadap perkara agama ini kita cukup menilai pada hal-hal yang bersifat dhahir (tampak) saja. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan ketulusan dan keikhlasan seseorang tentu tidak ada yang bisa memastikannya kecuali Allah SWT.



  • Perawan

Selain aspek fisik serta materi, ada aspek lain yang sering menjadi pertimbangan. Apakah harus menikahi seorang gadis atau janda.

Menikahi janda terkadang dianggap menguntungkan karena dinilai telah berpengalaman, sehingga lebih mudah untuk menciptakan kesepahaman antara dua isi kepala yang berbeda. Namun gadis juga dianggap menguntungkan karena tidak ada “beban bawaan”, tidak seperti janda yang mayoritas membawa anak dari mantan suaminya.

Sehingga dalam masyarakat awam janda yang tidak mempunyai anak terkadang dianggap ideal. Karena sudah berpengalaman dan tidak membawa “beban bawaan” yang terkadang merepotkan.

Rasulullah SAW lagi-lagi memberikan edukasi bahwa sebaiknya tidak seperti itu dalam memandang persoalan gadis atau janda ini.

Suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat Jabir bin Abdullah yang baru saja menikah,

“Dengan siapa kamu menikah?”

Jabir RA menjawab,

“Dengan janda wahai Rasulullah.”

Rasulullah SAW pun bersabda,

مَا لَكَ وَلِلْعَذَارَى وَلِعَابِهَا   

“Kenapa kamu tidak menikah dengan seorang gadis, sehingga kamu dapat bermain-main dengannya?”

Lalu Jabir RA menjawab,

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ayahku wafat dan meninggalkan tujuh orang anak perempuan, maka aku ingin ada seseorang yang mampu mengurus mereka.”

Mendengar jawaban seperti itu Rasulullah SAW pun mendoakan kebaikan untuknya.

Poin dari percakapan antara Rasulullah SAW dengan Jabir RA adalah bahwa sebaiknya kita lebih mengutamakan yang perawan, namun jika ingin memilih janda demi menggapai sebuah kemaslahatan dan bukan semata-mata faktor “pengalaman”, maka hal itu tidak mengapa.



  • Subur Rahimnya

Rasulullah SAW bersabda :

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الأُمَمَ

“Nikahilah wanita yang penyanyang lagi subur rahimnya, sungguh nanti aku akan berbangga di hadapan umat lain dengan jumlah kalian yang banyak” (HR Abu Dawud)

Adapun sebab dari hadits tersebut adalah seorang pemuda yang menghadap Rasulullah SAW dan bercerita bahwa dia ingin menikahi seorang wanita yang cantik dan berasal dari keluarga terhormat namun wanita tersebut tidak subur rahimnya. Rasulullah SAW pun melarang pemuda tersebut untuk menikahi wanita tersebut.

Kemudian pemuda itu kembali menghadap Rasulullah SAW dan tetap dilarang, lalu dia datang untuk ketiga kalinya. Dan pada kali ketiga ini Rasulullah SAW pun mengucapkan hadits tersebut.

Larangan Rasulullah SAW di sini bukan berarti sebuah keharaman, Imam Al Munawi dalam Faydh Al Qadir menyatakan bahwa menikah dengan dengan wanita yang tidak subur adalah makruh (tidak haram).

Adapun mengenai kesuburan seorang wanita yang akan dinikahi dapat dilihat dari jumlah anak yang dimiliki ibunya serta kerabat-kerabat wanitanya, karena biasanya wanita-wanita dalam satu keluarga besar mempunyai kesamaan dalam hal kesuburan rahimnya.

Itulah ketiga kriteria yang diajarkan Islam mengenai calon istri yang ideal. Jika seorang pria muslim, baligh, berakal hendak beroleh kebahagiaan yang hakiki, cukuplah dengan mencamtumkan ketiga hal tersebut pada daftar kriteria wanita yang akan dipinangnya.

Maraji’:



  • At Taaj Al Jami’ Lil Ushul

  • Matan Abi Syuja’

  • Faydh Al Qadir

Posting Komentar

 
Top