Keluargadakwah.com - Tidak dapat dipungkiri lagi jika rumah dan lingkungan sekitarnya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak. Karena yang dilihatnya pertama kali adalah apa-apa yang terdapat dalam rumah dan lingkungannya. Bentuk dan cara kehidupan yang pertama kali dilihatnya akan tergambar di benaknya, jiwanya yang masih lentur siap menerima segala pengaruh yang akan membentuk kepribadian awalnya.
Imam Al Ghazali mengatakan, Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar. Ia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya. Jika ia dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat kebaikan, ia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Dengan begitu, kedua orang tuanya akan berbahagia di dunia dan akhirat. Demikian juga guru dan pendidiknya. Sedangkan apabila ia dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu sajaseperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan sengsara dan binasa. Doasanya pun akan dipikul oleh orang yang mengurusnya dan walinya.”
Karena itu pendidikan dari orang tua menjadi faktor terpenting yang menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan seorang anak, baik di kehidupan dunia maupun akhiratnya kelak.
Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”
Melalui hadits tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa anak-anak akan tumbuh berdasarkan apa yang dibiasakan oleh orang tuanya. Ketika orang tuanya terbiasa menampilkan akhlak serta perilaku yang Islami maka anak-anak pun akan tumbuh dengan akhlak Islami pula. Karena sejatinya seorang anak tidaklah menjadi tercela oleh akalnya, terlebih ketika akalnya belum sempurna. Namun orang-orang terdekatnya yang membuatnya hina.
Karena itu sudah menjadi tanggung jawab bagi seorang muslim yang mempunyai anak untuk mewujudkan rumah tangga yang diliputi oleh segala hal yang bisa menanamkan ruh keagamaan dan akhlakul karimah terhadap jiwa anak.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim : 6)
Menanggapi ayat di atas, Ali bin Abi Thalib RA berkata, “Ajarkan kebaikan kepada dirimu dan keluargamu”. Sementara itu Imam Zamakhsyari dalam tafsir Al Kassyaf menerangkan, “Peliharalah dirimu yaitu dengan cara meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan dan melaksanakan ketaatan-ketaatan; ‘dan keluargamu’, memperlakukan mereka sebagaimana kalian memperlakukan dirimu sendiri.”
Maka dari itu sudah seharusnya bagi para orang tua untuk mencurahkan segala upayanya untuk memberikan pengajaran agama yang baik kepada anaknya, memperbaiki serta mengingatkan kesalahan mereka, serta membiasakan mereka kepada kebaikan.
Imam Al Ghazali membuat perumpamaan bahwa pendidikan anak serupa dengan pekerjaan seorang petani yang membuang duri dan mengeluarkan tumbuhan-tumbuhan asing atau rerumputan yang mengganggu tanaman, agar ia bisa tumbuh dengan baik dan membawa hasil yang maksimal.
Di samping itu sebagian ulama mengatakan bahwa Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban setiap orang tua tentang anaknya pada hari kiamat. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits, “masing-masing kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya”. Dan juga pesan-pesan Allah SWT yang berkaitan dengan kewajiban orang tua terhadap anaknya mendahului pesan-pesan yang berkaitan dengan hak orang tua atas anak-anaknya.
Sesungguhnya firman Allah SWT dalam surat Al Isra ayat 31,
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”
Telah diturunkan sebelum surat Al Ankabut ayat 7 dan surat An Nisa ayat 36 yang mengandung perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua.
Karena tanpa pendidikan yang baik dari orang tua, mustahil akan tumbuh seorang anak dengan perangai dan perilaku yang baik, yang rela mengabdikan hidupnya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dinukil dari : “Mendidik Anak Bersama Nabi” karya Muhammad Suwaid terjemahan Pustaka Arafah
Posting Komentar