Keluargadakwah.com - Pihak-pihak yang sedang berusaha mengintegrasikan teknologi dengan kegiatan belajar mengajar tentu akan melihatnya sebagai hal yang positif. Teknologi telah berkontribusi dalam penyebaran pengetahuan kepada seluruh siswa di belahan bumi manapun secara cepat. Di mana penyebaran tersebut menembus batas-batas geografis. Selama tersedia sebuah jaringan informasi di suatu tempat, maka akan semakin mudah informasi yang baru serta bermanfaat menyebar di daerah tersebut.
Para ilmuwan menilai bahwa telah terjadi perkembangan yang sangat pesat mengenai teknologi. Kita telah berada di era revolusi teknologi yang membuat kita mau tidak mau harus mengikuti setiap tahap perkembangannya. Adapun yang dimaksud dengan pengintegrasian teknologi pada suatu bidang adalah penggunaan sarana-sarana teknologi di mana komputer sebagai sarana utama serta sarana pendukung lainnya semisal I-pad.
Sebagaimana disinggung di awal, bahwa peran penting teknologi adalah mempermudah akses para penuntut ilmu terhadap pengetahuan-pengetahuan yang mereka butuhkan, dan juga memudahkan para pengajar dalam membimbing mereka.
Teknologi mampu menyampaikan sebuah pengetahuan baru ke benak seorang siswa dalam hitungan detik. Hal ini memberikan siswa sebuah pengalaman baru serta peningkatan kemampuan berpikir dalam waktu singkat. Singkatnya teknologi telah merubah gaya pengajaran menjadi lebih modern dan meninggalkan cara-cara tradisional baik secara drastis maupun perlahan-lahan.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa juga terdapat beberapa kendala yang kita jumpai dalam penggunaan teknologi di ruang kelas, kendala tersebut bisa bersumber dari pelaku (manusia) ataupun objek (benda).
Dari sisi manusianya, harus kita akui bahwa ada sebagian pengajar yang menolak penggunaan teknologi. Bagi mereka hal ini terlalu banyak membuang waktu dan juga terlalu boros untuk menyediakan berbagai peralatan tersebut. Dan mereka cukup percaya diri dengan kemampuan mereka bahwa mereka masih mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh para siswa tanpa bantuan teknologi.
Namun ada juga di antara mereka yang memang mempunyai karakter keras kepala dengan menolak segala sesuatu yang baru. Mereka biasanya menolak untuk mengikuti berbagai seminar dan lokakarya yang bisa membantu mereka meningkatkan kemampuan mengajar.
Adapun kendala yang kedua, yaitu pada materi atau bendanya. Yaitu beberapa pengelola sekolah kurang menyadari pentingnya mempersiapkan ruang kelas yang kondusif, bukan sekedar ruang kosong yang dipenuhi meja dan bangku, namun ruangan yang mendukung pengaplikasian berbagai metode pendidikan terbaru serta pengunaan teknologi modern. Sebuah ruangan yang dapat mengurangi setengah beban para pengajarnya. Para pengelola tersebut enggan membangun ruangan semacam itu meskipun mempunyai anggaran yang cukup untuk mewujudkan hal tersebut.
Sementara itu para pendukung penggunaan teknologi di ruang kelas melihat bahwa penggunaan teknologi membuat pekerjaan para pengajar menjadi lebih efektif, hal itu tentunya akan berdampak pada hasil yang lebih baik ketimbang metode pengajaran tradisional.
Bagimanapun juga, terlepas dari pro kontra dalam permasalahan ini. Ada satu hal yang perlu kita sadari semua, bahwa di abad kedua puluh satu ini teknologi telah menjadi sesuatu yang asasi dalam hidup kita, bahkan untuk hal-hal kecil dalam keseharian kita.
*Disadur dari artikel “استخدام التكنولوجيا في التعليم بين الرفض والقبول” tulisan Ustadzah Shobariyah binti Muhammad Al Khaibari (alukah.net)
Posting Komentar