Jalinan Keluarga Dakwah - Dalam risalahnya yang berjudul Risalatun ila kullu man ya’mal lil Islam Dr. Najih Ibrahim menyebutkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi keterlambatan terkabulnya sebuah doa. Beberapa hal tersebut adalah:
- Bisa jadi dikarenakan anda belum memenuhi syarat wajib doa. Yaitu tidak menghadirkan hati, waktu yang kurang tepat, tidak khusyuk, kurang tawadhu’, serta kurang bersikap rendah diri di hadapan Allah SWT.
- Bisa jadi dikarenakan dosa yang anda belum bertobat darinya, atau tobat anda belum sungguh-sungguh. Bisa juga karena adanya syubhat-syubhat dalam makanan dan minuman anda tau adanya sebuah kedzaliman yang pernah anda lakukan dan anda belum sempat meminta maaf kepada pihak yang terdzalimi.
- Bisa jadi keadaan lebih baik bagi anda ketika doa anda tidak terkabulkan, karena Allah SWT maha tahu atas segala sesuatu. Dan Allah SWT akan menyimpan pahala doa anda di akhirat, dan hal itu akan meninggikan derajat anda di akhirat kelak.
- Bisa jadi penundaan ijabah ini merupakan satu ujian baru dari Allah SWT untuk mengukur kadar keimanan seseorang serta memurnikannya. Ketika doa tidak kunjung terkabul maka setan akan dating menghembuskan rasa was-was dan berbisik, “Katanya sifat murah Allah itu tak terbatas dan sifat bakhil itu tidak ada pada-Nya, lantas kenapa ijabah mesti ditunda?,” begitu seterusnya.
Kemampuan serta kewaspadaan seorang mukmin dalam menepis bisikan-bisikan semacam itu lah yang sedang diukur oleh Allah SWT.
- Salah satu hikmah penundaan ijabah adalah agar seorang muslim menyadari sebuah hakikat yang amat penting. Bahwa dia adalah hamba dan Allah SWT adalah sang pemilik segala sesuatu yang berhak melakukan segala sesuatu. Sang Pemilik mempunyai hak untuk memberikan sesuatu ataupun menahan sesuatu.Jika dia memberikannya maka itu merupakan anugrah-Nya, dan jika dia menahannya maka itu karena keadilan-Nya dan dia memiliki alasan untuk itu.
- Mungkin saja tertundanya ijabah ini akan menjadi sebab anda untuk senantiasa berdiri di hadapanAllah, terus menerus merendahkan diri dan bersimpuh di hadapan-Nya. Mungkin saja bila doa anda dikabulkan anda justru akan menyibukka diri dan lalai dari berdzikir kepada Allah SWT.
- Bisa jadi apabila doamu terkabul akan muncul suatu dosa atau akan dating suatu madharat dalam dirimu, atau akan hadir fitnah bagimu. Bisa jadi apa yang anda minta nampaknya baik namun pada hakikatnya adalah buruk. Terebih bagi siapa-siapa yang hanya berdoa denga doa-doa khusus dan meninggalkan doa-doa ma’tsur.
- Terakhir, sesungguhnya bagia tiap-tiap doa itu terdapat waktu dan ukurannya. Tidaklah masuk akal apabila hari ini anda memohon kepada Allah SWT akan tegaknya Khilafah Islamiyah lalu anda berharap akan menyaksikannya esok hari.
Doa yang agung semacam ini mempunyai takaran, ukuran, syarat, sebab, dan upaya-upaya yang harus diikuti dengan kerja keras, usaha yang sungguh-sungguh, serta pembinaan generasi yang sempurna.
Mari kita renungkan surat Yunus ayat 88 yang menceritakan mengenai doa seorang Musa AS, yang memohon kehancuran dan kebinasaan bagi kerajaan Fir’aun. Yang berdoa adalah Musa AS, salah satu Rasul Ulul Azmi. Yang mengamini adalah Harun AS, seorang Nabi yang mulia. Semua adab dan syarat doa telah terpenuhi. Tetapi pada ayat selanjutnya Allah SWT menyatakan bahwa doa Musa AS akan dikabulkan setelah empat puluh tahun, tak kurang tak lebih.
Bagaimana jika dibandingkan dengan doa-doa kita?!
Posting Komentar