0
Nasehat Untuk Para Pemuda yang Ingin Menikah 1
Keluara Dakwah - Wahai para pemuda yang ingin menikah, terpujilah engkau; karena niatmu untuk menjaga dirimu agar tidak jatuh ke jurang kemaksiatan dan perbuatan haram. Terpujilah engkau; karena telah berniat menapaki perintah Allah SWT serta sunnah Nabi Muhammad SAW.

Wahai para pemuda yang ingin menikah, berikut kami tuliskan beberapa nasehat yang mungkin bermanfaat untukmu di kemudian hari.

Wahai para pemuda yang ingin menikah, tidak diragukan lagi bahwa keikhlasan adalah hal terpenting yang harus kamu perhatikan ketika akan menikah. Menikahlah karena Allah SWT, jangan karena pujian ataupun celaan manusia.

Ingatlah selalu bahwa dirimu ingin menikah karena ingin menjaga diri dari perkara-perkara haram. Dalam perjalananmu menuju khitbah hendaklah kau sentiasa menjaga keikhlasan dalam hatimu, jangan beri ruang sedikit pun untuk syaithan bermain-main.

Pilihlah calon istri yang memang kamu rasa pantas untuk dirimu, jangan memilihnya semata-mata karena saran atau nasehat orang lain. Dan jangan lupa untuk memilih calon istri yang nantinya bisa ikhlas menerima kepribadianmu apa adanya.

Nikahilah dia karena agamanya, karena komitmennya kepada syariat. Nikahilah dia karena kecerdasannya, keluasan wawasannya, dan juga akhlaknya. Jangn pernah sekali-kali kamu memilih wanita yang menolak menerapkan syariat Islam dalam hidupnya.

Maka dari itu, ketika pada masa-masa khitbah dan dirimu mendapat kesempatan untuk bertanya. Hal yang harus kamu tanyakan adalah kesediaannya untuk taat kepada syariat, bukan keahlian memasaknya ataupun rencana punya anak berapa. Karena apabila dia enggan untuk taat syariat maka hal itu hanya akan menyulitkan kehidupan pernikahanmu kelak.

Wahai para pemuda yang terhormat, sungguh sebuah kebahagiaan untukmu ketika mendapatkan istri yang sholihah. Istri yang hanya mempunyai dua kepentingan, mencari keridhaan Allah SWT dan mewujudkan kebahagiaan suaminya. Dan sungguh sebuah kebahagiaan ketika mempunyai istri yang senantiasa mendidik anak-anaknya dalam ketaatan. Senatiasa menjaga shalat lima waktu, senantiasa memperdalam ilmu agama, senatiasa memakai pakaian syar’I dan tidak berhias berlebihan ketika keluar rumah.

Wahai para pemuda yang terhormat, mendapat istri sholihah seperti itu merupakan kebahagaiaan yang tak terkira. Namun kamu harus menyadari, istri yang sholihah pun mempunyai kesenangan-kesenangan yang harus kamu penuhi, selama kesenangannya bukan merupakan perkara yang diharamkan. Istri sholihah berhak atas pujian dan terima kasih, berhak atas pakaian yang bagus, berhak atas kitab-kitab yang akan membantunya memperdalam ilmu agama, berhak atas tempat tinggal yang layak, berhak untuk ditemani olehmu bepergian ke tempat-tempat yang diinginkannya, berhak atas segala sesuatu yang dapat membuatnya bahagia di dunia ini. Maka siapapun yang mendhalimi istri shalihah meskipun jenggotnya panjang dan celananya di atas mata kaki, sengguh dia telah berperilaku seperti perilaku orang jahiliah.

Suami yang memahami agama tentu tidak akan meninggikan suaranya di hadapan istri shalihah. Karena sebagaimana yang telah kami sampaikan di awal, pilihlah calon istri shalihah yang nantinya bisa ikhlas menerima kepribadianmu apa adanya. Lalu apa hujjah suami di hadapan Allah SWT ketika dia masih marah terhadap istri yang telah ikhlas menerimanya apa adanya.

Dan terakhir wahai para pemuda yang terhormat. Aku ingatkan kepadamu agar menjauhi kebiasan buruk yang sering terjadi pada sepasang muda-mudi yang telah melewati masa khitbah. Karena merasa sudah pasti akan menjadi suami istri, mereka sering keluar bersama bukan karena keperluan yang mendesak, mereka saling berjabat tangan, saling bercanda dan tertawa, berfoto bersama, berduaan dan tak jarang terjerumus ke dalam perbuatan zina. Padahal mereka masih berada pada fase khitbah dan belum sah menjadi suami istri.  

Ketahuilah wahai para pemuda yang terhormat, sesuangguhnya fase khitbah adalah fase untuk mengenal calon pasangan dengan penuh adab dan akhlak, fase khitbah adalah fase di mana kamu harus meperbanyak istighfar dan tawadhu’ kepada Allah SWT, jangan kamu isi dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat-syariat-Nya.

(bersambung)

Posting Komentar

 
Top