0
Memahami Tanggung Jawab Besar
Keluarga Dakwah - Memahami Tanggung Jawab Besar adalah salah satu yang harus diperkatikan dalam membentuk keluarga bahagia.

Suami adalah pemegang pertama tanggung jawab di rumah. Suami adalah pengatur sendi-sengi rasional maupun syar’i. Sukses dan langgengnya rumah rangga terbangun di atas perinsip sama-sama memahami tanggung jawab ini. Masing-masing pihak harus ikut berperan melaksanakannya.

Suami wajib membina rumah dengan sebaik-baiknya, karena ia adalah kepala rumah tangga dan penanggung jawab utama, baik di hadapan Allah maupun masyarakat. Adapun istri harus sejalan dengan pedoman syar’i ini. Hal ini bukan berarti mengesampingkan peran istri. Bahkan, istri perlu diajak musyawarah di setiap masalah rumah tangga. Berapa banyak istri memilih hikmah, pendapat, dan manjemen yang baik, bahkan melebihi suaminya. Allah Ta’ala berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْۚ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisaa': 34)

Asy-Syaukani berkata,”Maksudnya, laki-laki mengayomi istri, sebagaimana pemerintah mengurus rakyatnya. Mereka harus memenuhi kebutuhan istri berupa nafkah, pakaian, dan tempat tinggal. Bahkan, firman Allah dengan bentuk penekanan Qowwamuuna, sangat memimpin. Hal ini menunjukkan dasar tanggung jawab mereka dalam masalah ini.” (Tafsir Fathul Qadir)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ

“Setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka.” (HR Bukhari)

Struktur kepemimpinan ini bukan berarti meremehkan istri atau meminimalisir peran mereka. Ini hanya sebatas manajemen internal keluarga dan ketentuan tanggung jawab. Dan, istripun ikut serta dalam tanggung jawab ini.

(Dirangkum dari 99 Tips Rumah Tangga Bahagia, Dr. Musyabbab bin Fahd Al-Ashimi)

Posting Komentar

 
Top