Tidak ada seorangpun di muka bumi ini melainkan pasti akan mendapatkan ujian dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Lebih-lebih orang shalih dan para auliya’ullah (para kekasih Allah Subhanahu wa ta’ala). Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَومًا اِبْتَلَاهُمْ فَمَنْ َرضِيَ فَلَهُ الرِّضَى وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Sesungguhnya Allah apabila ia mencintai suatu kaum maka ia akan memberinya ujian, maka barang siapa yang ridha maka ia akan mendapat ridha Allah dan barang siapa yang murka maka ia akan mendapat murka Allah .” [HR. Tirmidzi, Hasan]
Solusi Saat Ditimpa Musibah
Ada beberapa solusi disaat ditimpa musibah yang dicontohkan dalam islam, diantaranya:
Pertama: Bertaubat Kepada Allah
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah (dalam Miftah Daris Sa’adah, 1:287) mengatakan:
“Tidaklah suatu bala’ turun melainkan karena dosa, dan tidaklah bala’ tersebut akan diangkat melainkan dengan taubat.” (Mausu’ah Nadhrotin Na’im, 1:18)
Imam Al-Qurthubi rahimahullah (wafat: 671 H) mengatakan:
“Istigfar jika dipanjatkan oleh orang-orang yang berdosa (sekalipun), bisa menolak terjadinya hal-hal yang buruk dan mampu menepis berbagai kemudaratan.” (Tafsir al-Qurthubi, 7:399)
Kedua: Menegakkan Tauhid, Menjauhi Syirik
Allah Subhanahu wa ta’ala berjanji dalam firman-Nya yang artinya:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. (Syaratnya) mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun…” (QS. an-Nur: 55)
Ketiga: Menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan senantiasa Beristigfar
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:
“Dan tidaklah Allah akan mengadzab mereka (orang-orang kafir di Mekah) sementara engkau (Wahai Muhammad) masih berada di tengah-tengah mereka, dan tidaklah Allah akan mengadzab mereka selama mereka senantiasa ber-istigfar.” [QS. al-Anfal: 33]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengomentari ayat tersebut dengan ucapannya yang indah:
“Jika keberadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam secara fisik di tengah-tengah mereka (kafir Mekah) mampu mencegah turunnya adzab atas mereka, padahal mereka adalah musuh-musuh beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka bagaimana kiranya jika keberadaan beliau pada diri seseorang atau pada suatu kaum, terwujud dalam bentuk cinta dan iman kepada beliau, serta dalam bentuk tegaknya apa yang beliau bawa (berupa sunnah)? Bukankah yang demikian ini lebih utama dan lebih pantas untuk terhindar dari adzab?” (I’lamul Muwaqqi’in, 1:173, tahqiq: Muhammad Abdissalam Ibrahim)
Keempat: Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Tidaklah merebak pada suatu kaum praktik kemaksiatan, lantas mereka tidak menghilangkan kemaksiatan tersebut, padahal mereka mampu, melainkan sedikit lagi mereka akan ditimpakan oleh Allah adzab yang merata.” (Shahih, lih. Misykaatul Mashaabiih, 5142)
Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman yang artinya:
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan.” (QS. Huud: 117)
Kelima: Berdoa dan Berharap Kepada Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللهِ بِالدُّعَاءِ
“Sesungguhnya doa itu bermanfaat pada apa-apa yang telah terjadi (berupa musibah, dll) dan bermanfaat pada apa-apa yang belum terjadi. Maka wajib atas kalian untuk berdoa wahai hamba-hamba Allah!” (Shahih at-Targhiib wat Tarhib, no.1634)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
“Doa termasuk obat yang paling mujarab. Ia adalah musuh bagi bala’, yang menolaknya, yang memperbaiki dampak buruknya, yang mencegah turunnya, yang mengangkat bala’ tersebut, atau meringankannya jika ia telah turun, dan ia adalah senjata mukmin.” (Jawabul Kafir, 1:10). (Hujjah / Keluarga Dakwah)
Setelah Lombok, menyusul Sulawesi Tengah
JKD - Belum hilang derita dan duka saudara kita di Lombok akibat rangkaian gempa dengan puncaknya berkekuatan 7 SR. Masih dalam masa Recovery. Relawan pun masih banyak berada di sana. Bantuan dengan berbagai jenisnya masih diarahkan ke sana.
Tiba-tiba... Kita dikejutkan dengan peristiwa alam lagi bahkan lebih besar. Sulawesi Tengah, Palu dan Donggala, menjadi sasaran amukan alam. Tak hanya gempa bumi berkekuatan 7,7 SR, tsunami pun membasahi pesisir tanah Palu.
Diantara data yang ada, korban tewas sudah mencapai 1000 jiwa.
Kami mengajak kepada kita semua sebagai anak bangsa terutama sebagai hamba Allah, mari kita bantu saudara kita baik dengan do'a dan dana. Sesungguhnya keduanya merupakan kebaikkan yang akan berbuah pahala dr Allah 'azza wa jalla. Sebagaimana firman-Nya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS An-Nahl: 97)
Donasi dapat ditransfer ke
BSM 705 248 0207 a.n. Yayasan Keluarga Dakwah
*Mohon konfirmasi setelah transfer ke 0813 1844 6713
Posting Komentar