0
Orang Tua Jangan Hanya Melarang dan Menyuruh
Keluarga Dakwah - Sebagai orang tua hendaklah kita jangan hanya mampu untuk melarang suatu perbuatan buruk, namun kita sendiri malah melakukannya. Sebuah aib bagi kita, bahkan aib yang sangat besar, ketika kita melarang anak kita dari akhlak yang buruk, namun kita sendiri yang justru melakukannya.

Sebuah aib bagi kita, melarang mereka dari ucapan dusta, namun kita malah berdusta di hadapan mereka. Mengajarkan mereka tentang wajibnya memenuhi (menepati) janji, padahal kita sendiri menyelisihi janji di hadapan mereka? Bagaimana mungkin kita melarang anak untuk tidak merokok, atau melihat yang haram, padahal kita sendiri merokok dan mata kita sering jelalatan ke mana-mana?

Sungguh Allah Ta’ala berfirman :

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?.” (QS. Al-Baqarah: 44).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa mereka -orang Yahudi- mengajak orang lain untuk beriman dan berbuat baik, namun sayangnya mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka sendiri meninggalkan apa yang mereka perintahkan. Padahal mereka membaca Al Kitab (Taurat). Apakah mereka tidak berpikir?

Jika ada yang mengajak orang lain dalam kebaikan, namun ia sendiri tidak mengerjakannya atau melarang orang lain dari keburukan, namun ia sendiri tidak meninggalkannya, itu menunjukkan bahwa ia tidak memiliki akal dan tanda dirinya itu bodoh. Terkhusus jika ia tahu akan kebaikan dan keburukan tersebut, lalu sudah ditegakkan hujjah (argumen) atas dirinya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)

_“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” _(QS. Ash–Shaf [61]: 2-3)

Sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkaitan dengan pembahasan ini,

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُلْقى فِي النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ، فَيَقُولُونَ: أَيْ فُلاَنُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ، وَتَنْهى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ: كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ، وَأَنْهَاكمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ

“Didatangkan seorang pria pada hari kiamat. Kemudian dia dilempar ke neraka. Ususnya keluar dan dia memutari ususnya bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik alat giling gandum. Penduduk neraka pun berkeliling mengelilinginya dan mengatakan, “Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu? Bukankah dahulu Engkau adalah orang yang memerintahkan kami melaksanakan yang ma’ruf dan melarang kami dari hal yang mungkar?” Kemudian dia menjawab, “Dahulu aku memang memerintahkan kalian pada yang ma’ruf (kebaikan), tetapi aku sendiri tidak melaksanakannya. Demikian juga, aku melarang kalian dari yang mungkar (keburukan), namun aku malah mengerjakannya.” (HR. Bukhari no. 3267).

Jangan hanya melarang dan menyuruh, jadilah ayah atau ibu yang memberikan teladan yang baik kepada anak-anak. Semoga Allah menganugerahkan generasi pilihan dalam keluarga kita. Aamiin.

Posting Komentar

 
Top