Keluarga Dakwah - Menikah Itu Tuntutan
Mengapa seseorang perlu menikah?
Pertama, Karena tuntutan naluri.
Karena naluri manusia butuh kepada 3 hal; butuh agama, butuh hidup (makan, minum, tidur, dan lainnya), dan butuh pasangan.
Dan menikah sendiri adalah fitrah, sebagaimana hadits,
« مَنْ أَحَبَّ فِطْرَتِى فَلْيَسْتَنَّ بِسُنَّتِى وَمِنْ سُنَّتِى النِّكَاحُ »
“Siapa yang mencintai fitrahku, hendaknya ia menjalankan sunnahku, dan di antara sunnahku adalah menikah.”
(HR. Baihaqi dalam as-Sunan, no. 13833)
Oleh karena itu cara yang terhormat, bernilai, dan mulia adalah dengan menikah.
Saat saya kuliah di Australia pernah didekati oleh wanita yang begitu cantik dari Amerika Latin, lalu ia berkata, “Farid, aku ingin kumpul kebo dengan kamu.”
Astaghfirullah, dia tidak tahu kalo kita Ustadz. Saya jawab, “I’m Sorry, I got married (Maaf, saya sudah menikah)!”
Bahkan saya menemukan mereka (orang-orang Barat) sudah memiliki banyak anak, namun belum menikah. Mengapa? Sebab mereka memiliki slogan, “Married is just a papper (Menikah itu hanya selembar kertas)”
Apakah seperti itu dalam Islam? Tidak. Menikah dalam Islam itu mulia.
Kedua, Tuntutan Agama
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Tujuan menikah bukan hanya untuk melampiaskan hawa nafsu, namun untuk mencapai 3 hal; sakinah, mawaddah, dan rahmah. Ketentraman lah yang akan kita raih. Saya yakin kita dapat merasakan antara sebelum dan setelah menikah, apa yang dirasakan?
Oleh:
KH. Farid Ahmad Okbah. MA حفظه الله
Posting Komentar