Keluarga Dakwah - Berlindung dari murka Allah dan api neraka untuk keluarga dapat dilakukan dalam beberapa langkah :
a. Dengan berdoa.
Salah satu doa yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah. Suami Ummu Salamah meninggal dunia dan dia merasa sangat sedih sebab merasa bahwa suaminya yang paling baik. Lalu diajarkan doa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik.”
Jadi musibah itu berpahala. Jika mendapatkan musibah, maka hadapi dengan sabar dan ketabahan. Kalau tidak sabar maka hilanglah pahala dari musibah tersebut. Berdoa memohon pahala atas musibah yang menimpa dan memohon pengganti yang lebih baik daripada yang hilang. Siapa suami yang lebih baik bagi Ummu Salamah? Yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kebahagiaan itu tidak terjadi secara instan, melewati kesengsaraan dan serangkaian ujian terlebih dahulu. Contohnya kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang menjadi Perdana Menteri setelah melampaui sejumlah ujian kehidupan seperti dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya, digoda oleh seorang wanita bangsawan, masuk penjara, dan ujian lainnya. Proses inilah yang paling penting, bahkan lebih penting daripada hasilnya. Menikmati proses dengan membiarkan hidup ini mengalir. Sebab jika kehidupan ini tidak ada tantangan maka terasa hambar. Keluarga kalau tidak ada cekcok, tidak seru. Cekcok dahulu setelah itu berdamai, itu rasanya nikmat banget. Seperti kata pepatah: berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Ini juga kaidah dalam keluarga sakinah.
Ada satu lagi wanita yang mengalami hal yang serupa Ummu Salamah, adalah Ummu Habibah. Ummu Habibah sebelumnya menikah dengan Ubaidilah bin Jahsy dan dia murtad sesampainya di tempat hijrah di Habasyah. Ummu Habibah merasa sangat sedih sebab merasa sendirian di tempat hijrah, di pengasingan jauh dari kampung halaman, lalu ditinggalkan oleh suami yang murtad. Padahal niat hijrah adalah untuk memegang teguh Islam sampai mati, namun ternyata suaminya murtad. Dalam kesedihan itu datanglah lamaran dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah ditinggal oleh suami. Kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ummu Habibah mengungkapkan kegembiaraannya dilamar oleh Rasulullah, dengan menyerahkan semua perhiasaan yang dimilikinya kepada orang yang membawa kabar gembira tersebut (utusan Raja Najasyi). Artinya gembira itu terasa nikmatnya setelah mengalami kesengsaraan.
Doa pertama yaitu doa yang dibaca setiap pagi hari, diriwayatkan oleh Ummu Salamah juga, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima.”
Hubungannya adalah rizki yang baik/halal dapat diperoleh jika kita memiliki ilmu. Kita juga dapat mengetahui rizki itu halal atau haram jika kita mengetahui ilmunya (tentang halal dan haram). Jadi رِزْقًا طَيِّبًا itu memerlukan dua ilmu عِلْمًا نَافِعًا: ilmu untuk mencari rizki dan ilmu untuk mengetahui rizki itu halal atau haram. Kemudian عَمَلًا مُتَقَبَّلًا diartikan sebagai taqwa.
Dalilnya surah Al-Maidah ayat 27 dalam kisah Habil dan Qabil bahwasanya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَىْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ اْلأَخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu.’ Dan berkata yang diteirma kurbannya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa.’” (QS. Al-Maidah, 5: 27)
قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا implementasinya dalam keluarga pertama kali adalah menuntut ilmu, kerahkan seluruh anggota keluarga untuk mendatangi majlis-majlis ilmu termasuk kajian keluarga sakinah ini. Banyak menuntut ilmu maka rizki akan lancar mengalir. Kalau rizki tidak halal maka tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Janganlah kita rajin ibadah akan tetapi kurang ilmu. Sebagaimana ada kisah seorang laki-laki yang sedang bersafar, berpakaian kusut dan bersungguh-sungguh dalam berdoa kepada Allah namun doanya tidak diterima sebab rizkinya haram, makanannya syubhat.
Doa kedua adalah doa yang dibaca ketika sujud dalam sholat malam diriwayatkan dari ibunda Aisyah:
قدت رسول الله صلى الله عليه وسلم ليلة من الفراش . فالتمسته . فوقعت يدي على بطن قدميه وهو في المسجد . وهما منصوبتان . وهو يقول: اللهم أعوذ برضاك من سخطك . وبمعافاتك من عقوبتك . وأعوذ بك منك لا أحصى ثناء عليك . أنت كما أثنيت على نفسك ، صحيح مسلم
“Aku pernah kehilangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam suamiku pada suatu malam dan aku mencari-carinya dengan kedua tanganku mendapati kedua telapak kaki beliau berdiri tegak (sedang sujud) dan beliau berdoa:
اللهم أعوذ برضاك من سخطك وبمعافاتك من عقوبتك وأعوذ بك منك لا أحصى ثناء عليك . أنت كما أثنيت على نفسك ، صحيح مسلم
‘Ya Allah aku berlindung kepada keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan aku berlindung kepada maaf-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak bisa menghitung sebagaimana Engkau menghitung kebaikan-Mu sendiri.’
Hadits di atas menunjukkan bahwa tidurnya suami istri itu dalam gelap (lampu redup). Salah satu manfaatnya untuk kesehatan sebab hormon melatonin (hormon kekebalan tubuh) diproduksi saat tidur dalam keadaan gelap sehingga badan menjadi segar. Pada malam hari otak melakukan fungsi defragmentation (membersihkan sampah-sampah informasi dalam otak).
Taqwa itu berlindung dari murka Allah kepada ridha-Nya, berlindung dari siksa-Nya dengan maaf-Nya; maka jika ingin bertaqwa berdoalah dengan doa yang diriwayatkan oleh Ibunda Aisyah di atas. Ini salah satu cara berlindung dari murka Allah dan mudah-mudahan keluarga kita dihindarkan dari api neraka.
لا أحصى ثناء عليك . أنت كما أثنيت على نفسك ، صحيح مسلم
‘Aku tidak bisa menghitung sebagaimana Engkau menghitung kebaikan-Mu sendiri.’ Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah Ibrahim ayat 34:
وَاٰتٰٮكُمۡ مِّنۡ كُلِّ مَا سَاَلۡـتُمُوۡهُ ؕ وَاِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ لَا تُحۡصُوۡهَا ؕ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَـظَلُوۡمٌ كَفَّارٌ
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim, 14: 34)
Jadi taqwa itu dengan selalu mengingat nikmat-nikmat Allah. Keluarga sakinah harus selalu mengingat bahwa Allah selalu memberikan apapun yang diminta. Allah memberikan jodoh, keturunan dan kekayaan yang banyak. Maka salah satu ciri keluarga sakinah adalah selalu mengingat nikmat-nikmat Allah dan mensyukurinya. Sedangkan ciri-ciri keluarga tidak sakinah adalah suami bersikap zhalim terhadap istri dan istri mengingkari nikmat/pemberian dari suami. Maka jika ada kesalahan, akui sebagai kesalahan bersama; begitu pula kebaikan itupun menjadi kebaikan bersama antara suami-istri.
b. Berinfaq.
Dengan berinfaq akan memudahkan menuju keluarga sakinah. Dalilnya sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Adi bin Hatim, seorang Nasrani yang masuk Islam.
عَدِيَّ بْنَ حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
'Adiy bin Hatim berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jagalah kalian dari neraka sekalipun dengan (bersedekah) separuh butir kurma."’
Jika tidak mendapatkan makanan sebiji kurma atau tidak memiliki harta untuk bersedekah maka berinfaqlah dengan kalimat thayyibah, ucapan yang baik, dan senyuman. Senyummu kepada saudaramu itu adalah sedekah. Maka menggapai keluarga sakinah harus selalu tersenyum antara suami dan istri.
Kisah lengkapnya diriwayatkan oleh Al-Bukhari sebagai berikut; dari Ibunda Aisyah berkata: Telah datang seorang wanita bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu namun aku tidak mempunyai apa-apa selain sebutir kurma lalu aku berikan kepadanya. Lalu wanita itu membagi kurma itu menjadi dua bagian yang diberikannya untuk kedua putrinya sedangkan dia tidak memakan sedikitpun. Lalu wanita itu berdiri untuk segera pergi. Saat itulah Nabi Shallallahu'alaihiwasallam datang kepada kami, lalu aku kabarkan masalah itu, maka Beliau bersabda: "Siapa yang memberikan sesuatu kepada anak-anak ini, maka mereka akan menjadi pelindung dari api neraka baginya"
c. Memiliki dua atau tiga anak perempuan.
Kemudian mendidik dengan baik dan bersabar hingga menjadi perempuan yang shalihah, akan melindungi keluarga dari api neraka. Infaq terbaik adalah kepada istri dan anak-anak dahulu, lalu keluarga dan kerabat dekat, barulah orang lain.
d. Menyambung silaturrahim dan tidak memutusnya.
Dalilnya surah An-Nisa ayat 1:
يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ نَّفۡسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيۡرًا وَّنِسَآءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡ تَسَآءَلُوۡنَ بِهٖ وَالۡاَرۡحَامَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيۡبًا
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa, 4: 1)
Silaturrahim makna yang benar adalah menyambung tali persaudaraan, tali kekerabatan (yang tersambung dengan rahim/kandungan). Memutus silaturrahim itu dosa besar. Jika ingin menjaga keluarga dari api neraka maka ajak anak-anak untuk silaturrahim kepada kerabat dengan membawa oleh-oleh dan tersenyum. (Ustd Ahmadzain Annajah)
Posting Komentar