Keluarga Dakwah - Mematuhi suami wajib bagi seorang istri, dan ini termasuk makna suami pemimpin bagi istri. Demikianlah sebarusnya seorang istri, meskipun ia memiliki ststus lebih tinggi dari sisi agama maupun materi.
Adapun suami menuruti kemauan istri adalah dianjurkan, karena ini masuk kategori memperhauli istri dengan baik. Saling menuruti kemauan suami istri memiliki pengaruh besar dan menyentuh demi langgengnya kehidupan rumah tangga dan pendidikan bagi anak keturunan. Meski demikian, bukan berarti saling menaati dalam maksiat kepada Allah Ta’ala apapun sebabnya. Rasulullaah SAW bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Rasulullaah SAW bersabda:
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Rasulullaah SAW bersabda:
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagai catatan, jika kontradiksi antara taat suami dan taat orang tua, maka suami lebih dikedepankan. Imam Ahmad mengomentari seorang istri yang memiliki suami dan ibunya sakit,”Mentaati suami lebih wajib baginya daripada mengurus ibunya, kecuali jika suami mengizinkannya.”
(Dirangkum dari 99 Tips Rumah Tangga Bahagia, Dr. Musyabbab bin Fahd Al-Ashimi)
Posting Komentar