0
Tips Rumah Tangga Bahagia : Memandang Positif
Keluarga Dakwah - Siap menerima dan tidak bertele-tele dalam ucapan dan perbuatan sangat pentng dalam berumah tangga. Sebab terkadang salah satu pihak memiliki akhlak, tabiat, penyakit atau sesuatu kurang baik yang sulit dihindari, terutama saat keduanya telah memiliki keturunan.

Sikap yang benar dalam menghadapi ini semua adalah siap menerima, selama itu bukan kemaksiatan. Hendaknya ia dukung kepribadiannya semampu mungkin dalam bentuk dukungan apapun. Jangan mencela, menganggap rendah, mencibir, dan membicarakan kedudukan pasangan di hadapan orang lain, apapun kondisi dan alasannya. Di samping ia harus meluruskandan mengobati apa yang mungkin dapat diluruskan dan diobati. Allah Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujurat: 11)

Rasulullaah SAW bersabda:

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469)

Hadits ini menghimbau seorang mukmin agar tidak membenci istri, dan fokus kepada sifat-sifat positif istri, merkipun ada sisi negatifnya. Istri juga diperintahkan dengan hadits ini, dia harus selalu memfokuskan diri dengan sifat-sifat positif suami, terutama saat terjadi kesalah pahaman. Dia tidak boleh menafikan semua kebaikan suami hanya karena marah kepadanya, supaya ia tidak terkena hadits ‘mengkufuri kebaikan suami.’

(Dirangkum dari 99 Tips Rumah Tangga Bahagia, Dr. Musyabbab bin Fahd Al-Ashimi)

Wallahu A’lam.

Posting Komentar

 
Top