Keluarga Dakwah - Kondisi tubuh dan psikologi perempuan saat datang bulan termasuk masalah yang perlu diperhatikan suami. Yang mana perempuan akan merasakan nyeri di bawah perut, punggung, kepala, dan ia merasa terbebani, lemas, stres, dan perasaan labil. Dia juga mudah memberikan reaksi dan marah hanya karena sebab sepele.
Karena itulah kita mendapati Allah Maha Adil lagi Maha Bijaksana telah mengatur kondisi perempuan; Allah mengizinkannya untuk meninggalkan shalat dan puasa, tidak boleh menceraikannya saat haid. Begitu pula Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memperhatikan kondisi itu dan tetap dekat dengan istri-istri dalam segala kondisi.
Atas dasar itulah hendaknya para suami memperhatikan kondisi, dan mendekati istri semampu mungkin, serta berinteraksi dengan baik selama mereka datang bulan. Aisyah rodhiyallaahu 'anha berkata, ”Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam dahulu memanggilku lalu aku makan bersama beliau, sedang aku dalam kondisi haid. Beliau mengambil daging serta memberiku bagian lalu aku makan daging tersebut. Aku meletakkannya lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengambil dan ganti memakannya. Beliau meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulutku. Beliau meminta minuman dan memberiku sebelum beliau sendiri minum, maka aku ambil dan meminumnya. Aku meletakkannya lalu beliau mengambil dan meminumnya serta meletakkan mulutnya di posisi gelas aku meletekkan mulutku.” (HR An-Nasa’i)
Hadits di atas dan selainnya menjelaskan kepada kita bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam memperhatikan psikologi istri serta berusaha tetap dekat dengannya. Beliau juga mencoba untuk membahagiakan istrinya selama dalam kondisi datang bulan.
(Dirangkum dari 99 Tips Rumah Tangga Bahagia, Dr. Musyabbab bin Fahd Al-Ashimi)
Posting Komentar