0
Keluarga Dakwah - Kasih sayang dalam mendidik anak tentu sangat dibutuhkan. Terlebih lagi ketika anak tersebut masih dalam usia anak-anak.  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkannya kepada kita. Beliau demikian kasih sayang terhadap anak-anak beliau, dan juga terhadap anak para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

Berikut beberapa hadits yang menunjukkan betapa beliau sangat sayang terhadap anak-anak.

Pertama, hadits yang diriwayatkan dari shahabiyah Ummu Khalid bintu Khalid radhiyallahu ‘anha,

أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثِيَابٍ فِيهَا خَمِيصَةٌ سَوْدَاءُ صَغِيرَةٌ فَقَالَ مَنْ تَرَوْنَ أَنْ نَكْسُوَ هَذِهِ فَسَكَتَ الْقَوْمُ قَالَ ائْتُونِي بِأُمِّ خَالِدٍ فَأُتِيَ بِهَا تُحْمَلُ فَأَخَذَ الْخَمِيصَةَ بِيَدِهِ فَأَلْبَسَهَا وَقَالَ أَبْلِي وَأَخْلِقِي وَكَانَ فِيهَا عَلَمٌ أَخْضَرُ أَوْ أَصْفَرُ فَقَالَ يَا أُمَّ خَالِدٍ هَذَا سَنَاهْ

“Didatangkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah baju gamis kecil berwarna hijau. Lalu beliau bertanya, “Menurut kalian siapa yang (cocok) memakainya?” Para shahabat terdiam. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Datangkan kemari Ummu Kholid.” Lalu aku pun dibawa sambil digendong. Kemudian beliau mengambil gamis tersebut dengan tangannya dan memakaikannya. Beliau kemudian berkata, “Mudah-mudahan (bajunya, pen.) awet.” Pada baju tersebut ada hiasan garis berwarna hijau atau kuning. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berkata, “Wahai Ummu Khalid, ini bagus.” (HR. Bukhari no. 5823)

Kedua, hadits yang diriwayatkan dari shahabat Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu sebagaimana diceritakan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فَإِذَا سَجَدَ وَثَبَ الْحَسَنُ عَلَى ظَهْرِهِ وَعَلَى عُنُقِهِ فَيَرْفَعُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفْعًا رَفِيقًا لِئَلَّا يُصْرَعَ قَالَ فَعَلَ ذَلِكَ غَيْرَ مَرَّةٍ فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ صَنَعْتَ بالْحَسَنِ شَيْئًا مَا رَأَيْنَاكَ صَنَعْتَهُ قَالَ إِنَّهُ رَيْحَانَتِي مِنْ الدُّنْيَا وَإِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَعَسَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat, dan ketika beliau sujud,  Al-Hasan (cucu beliau yang merupakan anak dari ‘Ali, pen.) melompat-lompat di atas punggung dan tengkuk beliau. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dengan pelan agar tidak mengejutkannya. Beliau melakukan ini tidak hanya sekali.

Ketika shalat telah usai, para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihat sesuatu yang Engkau lakukan kepada Al-Hasan yang sebelumnya belum pernah kami lihat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesugguhnya dia adalah penyejuk hatiku di dunia. Sesungguhnya cucuku ini merupakan seorang pemimpin. Aku berharap kepada Allah Ta’ala agar memperbaiki dua kubu kaum muslimin melaluinya.” (HR. Ahmad no. 20535. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shahih.)

Dalam riwayat Bukhari (no. 3749) dan Muslim (no. 2422) disebutkan bahwa beliau menggendong dan mendudukkan Al-Hasan di atas pundak beliau dan berdo’a, “Yaa Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia.”

Ketiga, hadits yang diriwayatkan dari shahabat Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّى لأَدْخُلُ الصَّلاَةَ أُرِيدُ إِطَالَتَهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِىِّ فَأُخَفِّفُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ بِهِ

“Sesungguhnya aku sedang shalat dan sangat ingin memperpanjang shalat. Lalu aku mendengar tangisan seorang anak kecil. Maka aku pun meringankannya (memendekkannya), karena ibunya akan kesusahan, gelisah karena tangisannya.” (HR. Bukhari no. 709 dan Muslim no. 3430)

Keempat, hadits tentang kisah taubat seorang wanita yang sangat luar biasa.

Ma’iz bin Malik datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia mengatakan, “Wahai Rasulullah sucikanlah aku …” Lalu datang wanita dari suku Ghamid dari kabilah Al-Azdi dan berkata, “Wahai Rasulullah sucikanlah aku.” Lalu beliau menjawab, “Celakalah kamu, kembalilah, mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubatlah kepada Nya.” Lalu wanita itu berkata, “Apakah Engkau akan menolakku sebagaimana Engkau menolak Ma’iz bin Malik?” Beliau menjawab, “Kalau demikian ada apa?” Lalu perempuan tersebut mengatakan, “Sesungguhnya aku hamil dari hasil zina.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apakah Engkau … ?” Dia menjawab, “Iya.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

إِمَّا لاَ فَاذْهَبِى حَتَّى تَلِدِى

“(Jika kamu tetap ingin demikian), kembalilah setelah Engkau melahirkan bayi yang ada di perutmu.”

Ketika dia telah melahirkan bayi tersebut, maka dia pun datang kembali dan menggendong bayinya. Dia berkata, “Ini bayinya telah aku lahirkan.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

اذْهَبِى فَأَرْضِعِيهِ حَتَّى تَفْطِمِيهِ

“Pergilah, susuilah dia hingga Engkau menyapihnya.”

Ketika dia sudah menyapih dan membawa bayi tersebut dengan memegang sepotong roti, dia pun berkata, “Ini, wahai Nabi Allah.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar digali lubang hingga setinggi dada dan memerintahkan orang untuk merajamnya.” (HR. Muslim no. 1695)



Posting Komentar

 
Top