Keluarga Dakwah - Rasa bosan dan monoton terkadang
menggeluyuti kehidupan rumah tangga setelah berjalan beberapa tahun pernikahan,
terlebih ketika banyak anak dan umur semakin menua. Kehidupan rumah tangga
berubah menjadi penuh masalah hingga terkadang tidak mampu menghadapi
pasangannya. Sebagian orang terkadang menjauhi pasangannya dengan sengaja
keluar rumah atau sibuk sendiri.
Untuk menghilangkan rasa monoton
dan bosan, suami-istri perlu memperbaharui kehidupan bedua. Yaitu dengan cara
mempelajari potensi yang ada baik materi maupun keluarga. Kemudia tentukan
metode tepat untuk menyenangkan dan menbahagiakan segenap keluarga, seperti;
berwisata, berpergian, pindah rumah dan lingkungan, mengganti profesi dan
perabotan rumah, merapikan kamar-kamar, dan seterusnya.
Aisyah RA berkata, “Aku keluar
bersama Nabi SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM dalam suatu perjalanan, ketika itu
aku masih kecil dan belum gemuk. Beliau
berkata kepada para sahabatnya, ‘Majulah.. majulah lebih dulu’ kemudia berkata
kepadaku, ‘Ayo berlomba, aku akan mengalahkanmu.’ Kemudian aku berlomba dan
menang, beliaupun diam. Ketika aku sudah mulai gemuk, aku lupa. Aku keluar
bersama beliau dalam suatu perjalanan, beliau berkata kepada para sahabatnya,
‘Majulah, majulah lebih dulu’. Kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Ayo berlomba,
aku akan mengalahkanmu.’ Lalu aku berlomba dan beliau yang menang. Beliau pun
tertawa seraya berkata, “ini balasan yang dulu.” (Hadist Shahih, Musnad Ahmad).
Hadist ini banyak mengandung pesan tersirat, di antaranya; mengganti suasana
rumah dengan bersafar, berlomba ini termasuk senang-senang mencandai istri
dangan tertawa lembut, kecemburuan terhadap istri agar tidak dilihat orang
lain. Terkadang sebagian suami dan istri dikejutkan dengan pasangannya yang
kurang respon mengubah suasana dan menghilangkan kebosanan.
Hal itu karena
beberapa sebab, diantaranya; umur yang sudah menua, menderita penyakit
tertentu, bisa jadi karena sebagian orang lain yang tidak menyukai perubahan,
ataupun sebab-sebab lainnya. Di sini bagi yang merasa terbebani hendaknya sabar
dan menahan diri, serta berusaha mengubah suasana meskipun tidak bersama-sama.
Posting Komentar