0
Keluarga Dakwah - Diam setelah terjadi masalah rumah tangga, mencari pandangan, serta tidak menceritakan kepada orang lain termasuk adab yang perlu dijaga. Dan ini termasuk ajaran islam yang paling penting.

Dilarang memperburuk citra pihak lain apapun yang terjadi, bahkan apabila terjadi perceraian sekalipun. Yang demikian sebagai ketaatan kepada Alla Ta’ala, mengharap pahala, menjaga hubungan, dan menghargai orang-orang terdekat, terutama anak-anak. Rasulullah SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM bersabda :

“Tahukah kalian apa itu ghibah? “Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Kamu menyebut apa yang dibenci saudaramu.” Ditanyakan, “Bagaimana jika itu ada dalam dirinya?“ Beliau menjawab, “ Jika ada dalam diri saudaramu maka kamu telah mengghibahnya, sedangkan jika tidak ada maka kamu telah menfitnahnya.” (Shahih Muslim)

Rasulullah SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM bersabda :

“Apabila seseorang mencelamu lantaran aibmu yang ia tahu, maka jangan cela ia dengan aib yang engkau ketahui. Biarkanlah ia, dosanya atasnya namun pahalanya untukmu.” (Shahih Al-Adab Al-Mufrad)

Sebab terkadang banyak suami atau istri menjelekkan citra pasangannya untuk membela sikapnya, ingin balas dendam, untuk mengambil hati anak-anak, ataupun sebab lainnya. Ini adalah sikap yang salah. Sebab, dampak negatifnya akan kembali kepada si pelakunya, kemudian kepada orang-orang sekitarnya. Hal itu akan membuat semua terus-menerus tegang dan gundah lantaran keluhan dan kritik yang biasa mereka dengar. Ada kalanya mencoreng wajah keluarga di benak anak-anak, atau bahkan membuat mereka durhaka kepada kedua orang tua atau salah satu yang zalim. Realita membuktikan hal itu.

Dr. Hani Al-Ghamidi berkata, “Sebagian anak menderita gangguan kejiwaan yang rumit karena mereka dipermainkan. Ini peringatan bagi pihak yang memanfaatkan keluguan anak sebagai senjata untuk menyerang pihak lain. Anak belum bisa menimbang baik secara emosi maupun akal. Kami menganjurkan bagi orang tua yang telah cerai, jangan berfikir memanfaatkan keluguan anak untuk menekan pihak lain.”

(Dirangkum dari 99 Tips Rumah Tangga Bahagia, Dr. Musyabbab bin Fahd Al-Ashimi)

Diam setelah terjadi masalah rumah tangga, mencari pandangan, serta tidak menceritakan kepada orang lain termasuk adab yang perlu dijaga. Dan ini termasuk ajaran islam yang paling penting.

Dilarang memperburuk citra pihak lain apapun yang terjadi, bahkan apabila terjadi perceraian sekalipun. Yang demikian sebagai ketaatan kepada Alla Ta’ala, mengharap pahala, menjaga hubungan, dan menghargai orang-orang terdekat, terutama anak-anak. Rasulullah SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM bersabda :

“Tahukah kalian apa itu ghibah? “Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Kamu menyebut apa yang dibenci saudaramu.” Ditanyakan, “Bagaimana jika itu ada dalam dirinya?“ Beliau menjawab, “ Jika ada dalam diri saudaramu maka kamu telah mengghibahnya, sedangkan jika tidak ada maka kamu telah menfitnahnya.” (Shahih Muslim)

Rasulullah SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM bersabda :

“Apabila seseorang mencelamu lantaran aibmu yang ia tahu, maka jangan cela ia dengan aib yang engkau ketahui. Biarkanlah ia, dosanya atasnya namun pahalanya untukmu.” (Shahih Al-Adab Al-Mufrad)

Sebab terkadang banyak suami atau istri menjelekkan citra pasangannya untuk membela sikapnya, ingin balas dendam, untuk mengambil hati anak-anak, ataupun sebab lainnya. Ini adalah sikap yang salah. Sebab, dampak negatifnya akan kembali kepada si pelakunya, kemudian kepada orang-orang sekitarnya. Hal itu akan membuat semua terus-menerus tegang dan gundah lantaran keluhan dan kritik yang biasa mereka dengar. Ada kalanya mencoreng wajah keluarga di benak anak-anak, atau bahkan membuat mereka durhaka kepada kedua orang tua atau salah satu yang zalim. Realita membuktikan hal itu.

Dr. Hani Al-Ghamidi berkata, “Sebagian anak menderita gangguan kejiwaan yang rumit karena mereka dipermainkan. Ini peringatan bagi pihak yang memanfaatkan keluguan anak sebagai senjata untuk menyerang pihak lain. Anak belum bisa menimbang baik secara emosi maupun akal. Kami menganjurkan bagi orang tua yang telah cerai, jangan berfikir memanfaatkan keluguan anak untuk menekan pihak lain.”

(Dirangkum dari 99 Tips Rumah Tangga Bahagia, Dr. Musyabbab bin Fahd Al-Ashimi)

Posting Komentar

 
Top