Keluarga Dakwah -Menjadi Anak idaman
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila seseorang telah meninggal maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendoakan untuknya.
Sungguh istemawanya anak sholih itu. Hakikatnya dia menjadi tabungan akhirat bagi ayah dan ibunya.
Tidak dipungkiri bahwa memiliki anak yang berbakti adalah idaman setiap orang tua. Namun yang menjadi pertanyaan besar bagi kita adalah, sudah seberepakah pendidikan yang kita tanamkan pada anak kita untuk menjadi anak yang sholih dan sholihah? Sudahkah orang tua menjadi contoh dan panutan terbaik bagi anak-anaknya? Sudahkah kita berupaya menanamkan aqidah yang benar dalam lubuk sanubari hati anak kita?
Sering sekali para orang tua tertipu dengan merasa cukup bahwa pendidikan bagi mereka adalah pembekalan ketrampilan hidup (life skill). Mereka merasa puas dengan mengikut sertakan anaknya di berbagai lembaga bimbingan belajar yang ternyata itu semuanya diniatkan agar anaknya besok di hari tuanya bisa menjadi kebanggaan yang dibanggakan di depan orang banyak. Maka apakah benar seperti ini? Kalau memang demikian caranya, lalu siapakah yang menjamin kalau anak kita sudah besar nanti akan bisa berbakti kepada kedua orang tuanya? Sementara materi-materi yang dijejalkan ke otak anaknya hanyalah muatan-muatan duniawi yang berujung pada cinta materi.
Jelas .., dan sudah pasti.. bahwa munculnya anak sholih dan pandai berbakti kepada orang tuanya bukan berasal dari model pendidikan seperti itu. Pendidikan yang menghasilkan anak-anak sholih dan berbakti kepada kedua orang tuanya adalah pendidikan yang menanamkan dominasi aqidah yang benar kepada anaknya. Karena Aqidah berperan penting dalam control perilaku seseorang.
Setidak-tidaknya dalam pengajaran anak-anak ada tiga ilmu yang harusnya diprioritaskan terlebih dahulu:
1. Al Quran
2. As sunnah
3. Al Faroidl
Inilah tiga rumpun ilmu yang hendaknya menjadi asupan pertama bagi anak kita. Sebagaimana yang telah menjadi tradisi ilmiyah oleh keluaraga para ulama. Dalam hal ini ayah dan ibunya yang paling berperang dalam menjadi guru, minimal di rumahnya. Wallahu a’lam.
Posting Komentar